Sultan HB X: Sabda Raja dan Dawuh Raja Perintah dari Leluhur
- Vivanews/Ochi
Mengenakan kemeja batik berwarna cerah, Sultan HB X didampingi Gusti Kanjeng Ratu Hemas, putri-putrinya GKR Mangkubumi, GKR Condroningrat dan GKR Bendara.
"Sabda Raja dan Dawuh Raja yang saya keluarkan itu perintah dari leluhur dan Gusti Allah. Kalau sudah diperintahkan ya harus saya laksanakan," kata Sri Sultan di hadapan mayarakat Yogyakarta yang datang untuk mendapat penjelasan.
Sultan menegaskan, semua yang dikeluarkannya bukan keinginan pribadi, namun atas petunjuk dan perintah Allah SWT dan para leluhur.
"Kalau saya tidak melaksanakan dawuh saya yang salah dan bisa kena risiko," kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Mengenai perubahan gelar dari Buwono menjadi Bawono, Sri Sultan punya alasan sendiri. Dia menuturkan Buwono jika diartikan "jagad alit" sedangkan Bawono artinya Jagad besar.
"Ibaratnya Buwono itu nasional, Bawono itu internasional. Artinya Bawono menjadi lebih luas cakupannya," kata dia.
Sedangkan mengenai, Kaping Sedasa menjadi kasepuluh lanjutnya karena agar memberikan urutan yang jelas. Sebab Kaping itu itungan tambahan dan bukan "Lirdumanti " (urutan) jadi tidak bisa disebut kaping sedoso.
Sultan mencontohkan, misalnya misalnya kapisan (pertama), kapindo (kedua) dan seterusnya sampai kasepuluh. Itu dasarnya Lirdumanti.
Oleh karena itu Sultan meminta agar Sabda Raja dan Dawuh Raja diterjemahkan menggunakan pikiran dan hati yang paling dalam.
"Saya tidak ingin menambah polemik jadi silakan saja jika adik-adik yang ingin mendapatkan penjelasan tentang Sabda Raja dan Dawuh Raja silakan datang dan menemui saya. Akan saya jelaskan," ujar Sultan. (ren)