Ponpes Lubuklinggau Minta 4 Santrinya Dipulangkan dari Yaman
Kamis, 9 April 2015 - 10:47 WIB
Sumber :
- Pusat Penerangan TNI
VIVA.co.id
- Empat dari warga negara Indonesia di Yaman adalah santri sebuah pesantren Ar Risalah di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Mereka diharapkan segera dipulangkan ke Tanah Air karena krisis politik dan keamanan di Yaman kian memburuk dari hari ke hari.
Pimpinan Pesantren Ar Risalah mengaku telah mendapatkan informasi bahwa keempat santri mereka yang sedang studi di Universitas Al Ahgaaf, Provinsi Hadramaut, Yaman selatan, dalam keadaan baik-baik saja. Sebab Hadramaut termasuk wilayah yang aman dari konflik bersenjata di negara itu.
Tetapi Pesantren tetap mengkhawatirkan kondisi keempat santri mereka karena wilayah konflik dimungkinkan terus meluas hingga Hadramaut. Hingga kini belum ada kepastian informasi mereka akan dipulangkan oleh pemerintah Indonesia.
Muhamad Fahmi, pimpinan Pesantresn Ar Risalah, menyebutkan identitas keempat santri mereka adalah Afiqoh Mustafiroh, Sutarni, Patricia, dan Ahmad Faizon. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah untuk memulangkan atau tidak keempat santrinya.
Namun Fahmi sangat berharap mereka terlebih dahulu dipulangkan sampai situasi kembali kondusif atau konflik mereda. Jika kondisi di Yaman sudah kondusif lagi, Pemerintah pun bisa kembali memberangkatkan empat santri itu ke Yaman untuk melanjutkan pendidikan.
Evakuasi terkendala
Proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Yaman melalui jalur udara terkendala situasi keamanan di negara itu. Wilayah udara Yaman kini telah dikuasai Arab Saudi sehingga izin terbang memasuki negara itu harus atas persetujuan otoritas Saudi.
Sejumlah bandara di Yaman juga dilaporkan tak aman sehingga berbahaya bagi upaya evakuasi maupun pendaratan dan pelepaslandasan pesawat terbang.
Dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan TNI yang diterima
VIVA.co.id
pada Rabu, 8 April 2015, proses evakuasi kini diprioritaskan melalui jalur darat. Di antaranya, dipusatkan di wilayah Tarim, Aden, dan Al Mukalla. Seluruh WNI yang akan dievakuasi terpaksa melalui perjalanan darat sebelum diterbangkan ke lokasi aman.
Di wilayah Tarim ada lebih seribu WNI dan kini terdapat 45 WNI sedang melakukan perjalanan darat menuju ke Salalah, Oman.
Di wilayah Aden, masih terjadi pertempuran darat dan terdapat sejumlah WNI belum dapat melakukan perjalanan menuju Pelabuhan Aden. Kapal yang telah disewa pemerintah Indonesia masih berlabuh di Jibouti. Bandara Aden juga belum dapat digunakan untuk pendaratan pesawat.
Di wilayah Al Mukalla, kini ada seratus WNI yang menggunakan kendaraan bus menuju Salalah.
Purwantoro/Palembang
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]