Rela Terluka Demi Memburu Berkah 'Hujan Gula' di Atap Masjid

Warga antre pembagian zakat Pertamina
Sumber :
  • VIVAnews/Aji YK Putra
VIVA.co.id
- Ratusan orang memadati halaman Masjid Muhammadan di kawasan Pasar Batipuh, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat.


Yang cukup mengherankan, ratusan orang itu terlihat tak sedang berdoa atau pun berzikir, mereka terlihat sedang menatap ke arah atap masji seolah tengah menanti sesuatu jatuh dari atap masjid itu.


Tak lama kemudian, terlihat sejumlah orang memanjat ke atap masjid dengan membawa berkarung-karung gula pasir yang telah dikemas dalam bungkusan kecil-kecil.


Seiring dengan itu, dari pengeras suara masjid itu, terdengar aba-aba untuk melakukan doa bersama. Satu persatu ayat suci Alquran dibacakan diikuti doa-doa yang dipanjatkan kehadirat Allah.


Setelah doa dipanjatkan, orang-orang berpakaian serba putih yang berada di atap mulai melemparkan bungkusan kecil berisi gula ke arah ratusan orang yang menanti di bawah.


Hujan gula pasir pun terjadi, mereka pun saling berebutan.


Pria, wanita, tua, muda dan anak-anak bahkan orang lanjut usia terlihat riang gembira berusaha mendapatkan bungkusan gula yang dilemparkan meski kadang mereka mengerang kesakitan karena terluka akibat terinjak dan terjepit.


Semua sekuat tenaga berusaha mendapatkan gula-gula itu, meski kadang harus memungutnya di tanah karena banyak dari bungkusan gula itu hancur saat dilemparkan.


Ratusan orang itu begitu ingin mendapatkan gula bukan karena benar-benar membutuhkan bahan pokok kebutuhan rumah tangga itu.


Tapi, yang mereka ingin dapatkan adalah keberkahan dari gula-gula yang dibagikan para jemaah di masjid itu.


"Ini namanya tradisi serak gulo," kata Avasmek Anwar, ketua panitia acara pembagian gula itu, Minggu 22 Maret 2015.


Setidaknya ada dua ton gula yang dibagikan dengan cara dilemparkan dari atap masjid itu.


Tradisi
serak gulo
digelar setiap tahun oleh warga keturunan India yang ada di Padang dan bagi mereka yang percaya pada ajaran seorang guru agama Islam bernama Sol Hamid.


"Tradisi ini dirayakan setiap tahun setiap memasuki awal bulan Jumadi Akhir," ujarnya Anwar. (umi)




Wahyudi Agus - Padang

![vivamore="
Baca Juga :"]





[/vivamore]