Cerita Aneh Jamaah Umrah Gratis

Antrean Menuju Raudhah di Masjid Nabawi
Sumber :
  • VIVAnews/Umi Kalsum

VIVA.co.id - Ratusan warga Mesuji Lampung dan daerah lain yang tinggal di Hotel Serayu, di Jalan Serayu Kota Malang membuat warga sekitar resah. Pasalnya rombongan itu ditengarai mengajak warga untuk ikut bergagai program dengan iming-iming kaya dalam waktu yang cepat.

Ketua RT setempat pun mengaku banyak menerima intimidasi dari anggota rombongan lantaran gigih untuk menyampaikan aspirasi warga yang resah dan menginginkan rombongan besar itu berpindah ke lain tempat.

Ketua RT 3 RW 2 Kelurahan Bunul Andri Joko Susilo menyebut rombongan yang menginap di Hotel Serayu terus terpantau keberadaannya. Sebab, manajemen hotel yang juga warga setempat dinilai sangat kooperatif dengan melaporkan seluruh perkembangan yang berlangsung di hotel itu dalam pertemuan rutin bulanan dengan warga sekitar.

"Kami selalu mendapat informasi dari hotel dan warga di sini setiap pertemuan bulanan. Awalnya, jumlah tamu yang masuk pada Oktober itu sekitar 143 orang, kemudian bertahap terus bertambah jadi 380 orang," kata Andri, Rabu 18 Maret 2015.

Terakhir kata Andri, pada 27 Februari datang empat bus dari Surabaya pukul 23:00 malam. Mereka izin ingin menginap di hotel ini sambil menunggu umrah. "Saat itu saya bersama warga melarang mereka karena sesuai kesepakatan bersama antara warga dan manajemen Hotel, tamu di sana harus sudah keluar di akhir Februari," ujarnya

***

Dia menuturkan berbagai keresahan yang dirasakan warga di lingkungannya atas kehadiran rombongan tersebut. Menurutnya, aktivitas rombongan itu meresahkan lantaran mulai banyak merekrut warga setempat. Mereka juga menawarkan berbagai program untuk cepat kaya tanpa bersusah payah, selain umrah gratis, dengan investasi sejumlah uang. 

"Bayar Rp 150 ribu bisa umrah bulan depan, bayar Rp1,5 juta dapat uang Rp300 juta bulan depan, bayar Rp2,5 juta dapat mobil, motor, rumah dan uang, sampai yang Rp4,6 juta dapat uang Rp10 miliar dalam waktu satu bulan. Kalau tidak dapat, ya dihitung amal, katanya ke anak yatim. Tapi sampai lima bulan di sini tak ada yang terealisasi," papar Andri.

Informasi yang didapat dari warga dan juga anggota rombongan itu juga menyebutkan bahwa anggota rombongan beraksi dengan mencatut nama PT. Ciptalia Carla Septiasari, meskipun tak ada yang tahu keabsahan nama PT tersebut.

Selain merekrut orang, anggota rombongan mengaku mendapatkan dana hibah dari berbagai instansi dan perusahaan kakap, mulai dari dana hibah dari Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab, dari Salim Group sampai nama Tomi Winata juga disebut sebagai penyandang dana gerakan kaya dengan cara mudah itu.

Meskipun tak mempercayai informasi itu, namun Andri menilai rombongan itu punya sumber dana yang cukup berlimpah. "Kalau soal uang saya rasa tidak ada masalah. Sepertinya ketua rombongan mampu membayar hotel manapun untuk menginap. Mungkin uangnya juga dari anggota rombongan itu," ujarnya.

***

Keanehan

Sementara keanehan lain, anggota rombongan yang ditemukan berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, Madura, Lampung dan Makassar itu, rela meninggalkan keluarganya dan menghabiskan semua harta bendanya demi mengikuti rombongan tersebut.

Andri mengaku ada beberapa anggota keluarga rombongan mereka yang menyusul ke Hotel Serayu lantaran anggota rombongan yang juga kerabatnya tak juga pulang. "Pernah ada wanita hamil tua berangkat dari Jombang kemari menjemput suaminya, sampai di hotel dia tidak diperbolehkan masuk oleh petugas keamanan dari rombongan itu. Dia pun akhirnya tidur di masjid RT sebelah," katanya.

Setelah sempat menginap di masjid itu, warga yang iba dan bersimpati ikut mendesak suami dari wanita itu untuk keluar menemui istrinya. Setelah dibujuk dengan bantuan warga setempat, akhirnya suami dari wanita hamil tua itu bersedia keluar dan akhirnya kembali pulang.

"Istrinya itu mengaku sudah menjual tokonya untuk mengirim uang pada suaminya yang tak pernah pulang sejak ikut rombongan," ujarnya.

***

Ada pula, keluarga dari Makassar yang jauh-jauh datang ke Malang hanya untuk menyerahkan anak balita menyusul ke dua orang tuanya yang menjadi anggota rombongan itu. "Jadi anaknya dititipkan ke tantenya di Makassar. Mereka datang ke rumah saya sambil membawa anaknya yang berusia SD. Saya katakan ini bukan wewenang saya karena mereka bukan warga saya. Tapi akhirnya si anak diserahkan pada orang tuanya yang ada di hotel," lanjutnya.

Keanehan tak berhenti di situ. Beberapa anggota sempat mengaku tak bisa meninggalkan kelompok lantaran telah merekrut ratusan kerabat atau tetangganya. Mereka juga tak mau melapor kepada polisi lantaran khawatir uang hadiah mereka akan hangus akibat membuat kesalahan,

"Jadi kalau ada yang membuat kesalahan, uangnya tak akan keluar walaupun sudah jatahnya untuk keluar. Sebagai gantinya mereka harus membayar Rp50 ribu untuk selamatan. Rombongan yang membawa tetangganya juga takut untuk pulang karena sudah kepalang janji dan membawa tetangganya, meskipun sampai sekarang mereka sama-sama terus menunggu," ujar Andri.

Semua informasi yang didapat dari anggota rombongan dan warganya sendiri, membuat dia dan warga RT3 ataupun RW 2 kawatir dan resah. Ketua RT yang menjabat selama tiga tahun terakhir ini mulai membentengi warganya agar tak mengikuti rombongan yang dinilai aneh itu.

Kendati demikian, tak semua warga bisa menolak ajakan rombongan itu. Sejumlah pembantu rumah tangga di sekitar Serayu menurutnya banyak yang ikut program umrah gratis dengan membayar Rp150 ribu. Kawan dekat Andri juga akhirnya ikut rombongan dan ikut pergi dari kampungnya pada 1 Maret, ketika rombongan itu keluar dari Hotel Serayu.

"Ada kawan saya yang ikut. Ada juga beberapa penjual warung di sini yang tutup dan ikut rombongan itu pindah," paparnya.

Upaya Andri dan warga lainnya tergolong berhasil dalam hal meminta rombongan itu keluar dari wilayah Serayu. Pada 1 Maret semua rombongan mulai pindah dari Serayu menuju hotel Antariksa di wilayah Karangploso Kabupaten Malang.

 

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]