Fokus Basarnas Kini Cari Rekaman Percakapan Kokpit AirAsia
- REUTERS/Charles Platiau/Files
VIVAnes - Badan SAR Nasional hari ini masih mencari Cockpit Voice Recorder (CVR), yang merupakan salah satu elemen dalam kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501. Saat ini Basarnas baru menemukan Flight Data Recorder (FDR) di Selat Karimata, Kalimantan Tengah, pada Senin 12 Januari 2015.
Saat ini Tim SAR masih memburu alat pelengkap pemeriksaan atas penyebab jatuhnya pesawat yang membawa 155 penumpang dan tujuh awak tersebut.
"FDR kami temukan di bawah puing saya pesawat milik AirAsia. Sekarang masih di atas kapal dan sudah diserahkan ke KNKT (Komisi Nasional Keselamatan Transportasi) untuk diperiksa," kata Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo dalam konferensi pers di Kantor Basarnas, Jakarta, Senin 12 Januari 2015.
"Sekarang tugas utama kami adalah mencari Cockpit Voice Recorder," katanya, menambahkan.
CVR merupakan perekam percakapan pilot, kopilot, pilot dengan ATC, serta para awak pesawat. Sedangkan FDR merekam data-data teknis pesawat seperti ketinggian, kecepatan, putaran mesin, radar, auto pilot dan lain-lain.
FDR ditemukan oleh tim penyelam dari Dinas Penyelaman Bawah Air TNI AL, yang dipimpin oleh Kapten Syaiful dan diikuti oleh Pelda Bambang, Serda Rajab, dan Kopda Edi Susanto. Alat ini berhasil terangkat pada pukul 07.11 WIB. Di FDR tercantum serial number dan part number yang masih terlihat jelas, yakni, PN-2100-4043-02 dan SN-000556583.
Berdasarkan penempatan kotak hitam yang menyimpan FDR dan CVR, maka lokasi jatuh CVR tidak akan jauh dari lokasi temuan FDR.
"Kalau tempat awalnya berdampingan. Kemungkinan jatuhnya tidak jauh. Tapi dimana? akan kita cari dulu. Sekarang tim masih bekerja maksimal mencari CVR selain pencarian fokus utama korban," kata Soelistyo. (ren)