Kapal Perang TNI dengan Alat Survei Bawah Laut Cari AirAsia

Kapal Perang TNI dengan Alat Survei Bawah Laut Cari AirAsia
Sumber :
  • Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut
VIVAnews
- TNI Angkatan Laut menambah satu lagi armada untuk membantu mencari pesawat AirAsia yang hilang. Militer melepasjangkarkan sebuah kapal perang, yakni KRI Pulau Romang dengan nomor lambung 723.


Kapal itu dilengkapi berbagai peralatan survei dan pemetaan hidro-oseanografi di seluruh wilayah perairan Indonesia. Di antaranya,
single beam echosounder
(alat untuk mengukur kedalaman laut) yang mampu menjangkau hingga kedalaman 400 meter dan
multibeam echosounder
(alat untuk mengukur kedalaman laut tiga dimensi) yang mampu menjangkau hingga kedalaman 500 meter.


Ada pula alat
side scan sonar
(alat untuk pencitraan dasar laut) yang dapat menampilkan profil secara detail jenis dan objek di permukaan dasar laut dan
magnetometer
(alat untuk mendeteksi logam di dasar laut sampai kedalaman 300 meter).


Dikutip dari siaran pers Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut, yang dikirim kepada
VIVAnews
pada Selasa, 30 Desember 2014, KRI Pulau Romang dilepasjangkarkan menuju perairan pulau Belitung, lokasi yang diduga pesawat AirAsia itu hilang. Perairan itu memiliki kedalaman 25 meter sampai 70 meter. Peralatan survei hidro-oseanografi diharapkan dapat membantu menemukan pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 itu.


KRI Pulau Romang dan seluruh peralatan survei hidro-oseanografi telah diperiksa oleh Kepala Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut, Laksamana Madya Dede Yuliadi, dan Komandan Satuan Survei Hidro-Oseanografi, Kolonel Laut (P) Riduwan Purnomo, di dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta. Begitu juga kesiapan personel telah dicek.


Laksamana Madya Dede Yuliadi memberikan arahan kepada seluruh awak KRI Pulau Romang untuk melaksanakan tugas secara optimal pencarian pesawat AirAsia. Namun tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan personel maupun materiil. Wajib juga berkoordinasi dengan seluruh unsur KRI maupun komando Badan SAR Nasional. (ren)




Baca berita lain: