22 Daerah di Jawa Timur Rawan Longsor
Senin, 15 Desember 2014 - 20:18 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menetapkan 22 daerah rawan bencana tanah longsor. Penetapan ini berdasar pada penelitian kemiringan tanah dan beban tanah yang berpotensi gerak, jika terguyur hujan deras.
Baca Juga :
"Kita dapat data dari Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM). Untuk sementara, hasil pemetaan masih ada 22 daerah rawan longsor," kata Sudharmawan, Kepala BPBD, usai menghadiri rapat koordinasi penanganan bencana di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin, 15 Desember 2014.
Data yang dimiliki BPBD Jatim, sebanyak 22 daerah rawan longsor tersebut diantaranya adalah Kabupaten Magetan, Ngawi, Nganjuk, Tuban, Bojonegoro, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Madiun dan Pamekasan.
Menurut Sudharmawan, dari 22 daerah rawan longsor, Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang paling rawan dengan jumlah sebaran desa sebanyak 45 Desa di 13 Kecamatan.
Untuk daerah berikutnya adalah Kabupaten Bojonegoro dengan sebaran 6 Kecamatan, Blitar 11 Kecamatan, dan Trenggalek 6 kecamatan.
"Sepanjang tahun 2014 saja, Pacitan merupakan daerah yang mengalami bencana longsor tertinggi hingga 32,85 persen di Jawa Timur. Meski longsornya kecil-kecil, tapi sering terjadi," kata dia.
Untuk longsor terbesar di Jatim, telah terjadi di Jombang yang terjadi pada akhir Januari 2014 lalu. Saat itu, belasan orang tewas akibat terkubur longsor.
Menurut Sudharmawan, banyaknya potensi longsor di Jawa Timur disebabkan kerusakan parah pada hutan-hutan penyangga yang ada di pegunungan.
Selain itu, longsor juga diakibatkan masih banyaknya warga yang menggunakan bantaran sungai sebagai tempat hunian.
Untuk antisipasi bencana di daerahnya, BPBD telah memasang alat deteksi dini tanah gerak yang berpotensi longsor.
“Kita juga sudah melakukan gladi posko banjir dan longsor bersama 38 Kabupaten/Kota di Jatim. Ini merupakan kesiapan, sehingga siapa dan berbuat apanya semakin jelas,” kata dia. (ren)
Laporan: Mohammad Zumrotul Abidin
Baca juga: