Apindo Ungkap Industri Paling Terdampak Kenaikan Harga Elpiji
Sabtu, 4 Januari 2014 - 06:29 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan industri yang paling terdampak dengan kenaikan harga elpiji 12 kilogram adalah industri makanan rakyat.
Baca Juga :
"Justru, yang terdampak itu industri kecil, seperti industri makanan, kerupuk, tempe, dan tahu. Mereka pasti kena (dampak kenaikan harga elpiji biru)," kata Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi, ketika dihubungi VIVAnews, Jumat 3 Januari 2014.
Sofjan mengatakan bahwa industri itu yang paling terimbas harga elpiji yang kian mencekik. Sebab, mereka yang paling banyak menggunakan elpiji biru sebagai bahan bakar produksinya.
"Tidak seperti industri besar yang sudah pakai listrik. Industri makanan rakyat yang paling kasihan, karena tidak bisa jualan. Mereka lah yang paling banyak menggunakan elpiji ini," ujarnya.
Harga makanan naik
Dia memperkirakan bahwa kenaikan harga elpiji sebesar Rp47 ribu per tabung itu bisa mengakibatkan kenaikan harga makanan hingga 10 persen.
"Dengan kenaikan (harga elpiji) yang hampir 50 persen ini, mungkin mereka akan menaikkan harga sebesar 5-10 persen," kata dia.
Dihubungi secara terpisah, Ketua II Gabungan Perajin Tahu dan Tempe Indonesia (Gakoptindo), Sutaryo, mengaku bahwa kenaikan harga elpiji 12 kg tidak begitu berpengaruh. Sebab, sebagian besar para perajin kedua pangan ini menggunakan kayu bakar untuk proses produksi.
"Sedikit yang pakai kompor elpiji, karena sebagian besar menggunakan kayu bakar," kata Sutaryo ketika dihubungi VIVAnews.
Namun, Sutaryo tidak memungkiri bahwa kenaikan harga elpiji biru ini akan memengaruhi pendapatan yang bisa mereka dapatkan. "Itu bisa memengaruhi 20 persen dari keuntungan," ujarnya. (art)