Jenazah 6 Teroris Belum Boleh Dilihat Keluarga
Jumat, 3 Januari 2014 - 15:11 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Eka Permadi
VIVAnews – Jenazah enam teroris yang tewas dalam penggerebekan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di rumah kontrakan di Ciputat, Tangerang Selatan, masih berada di RS Polri dan belum diizinkan dilihat oleh keluarga mereka, Jumat 3 Januari 2014.
“Saya belum lihat jenazah. Kata petugasnya tidak boleh,” kata kerabat salah seorang teroris yang enggan disebut namanya di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Baca Juga :
“Saya belum lihat jenazah. Kata petugasnya tidak boleh,” kata kerabat salah seorang teroris yang enggan disebut namanya di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Hari ini tim
Disaster Victim Identification
(DVI) Mabes Polri mengambil sampel DNA keenam keluarga teroris tersebut sebagai pembanding. DNA pembanding tersebut diperlukan untuk menentukan jati diri tiap teroris.
Sore ini, pengambilan sampel DNA telah selesai dan keluarga meninggalkan Instalasi Forensik RS Polri. “Tes DNA sudah selesai, tapi hasilnya belum keluar,” kata Musdalifah, salah seorang keluarga teroris.
Sejak pagi tadi, ada 12 orang keluarga dari keenam teroris yang menjalani tes DNA. Mereka terdiri dari enam pria dewasa, satu anak perempuan, empat perempuan dewasa, dan satu perempuan berusia lanjut.
Secara terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan jenazah keenam teroris belum bisa dipulangkan karena Polri belum mendapat sampel DNA pembanding dari keluarga para teroris itu secara lengkap. “Contoh DNA baru empat. Dua lagi belum dapat,” kata dia di Mabes Polri.
Hasil tes DNA pembanding kemungkinan baru keluar dua minggu lagi. Selama itu, jenazah enam teroris tetap berada di RS Polri.
Keenam teroris yang tewas dalam penyergapan di Ciputat itu adalah Nurul Haq alias Jack, Hidayat alias Dayat Kacamata, Rizal alias Agung, Hendi Albar, Fauzi alias Ozi, dan Edo alias Amril. Dayat Kacamata adalah pemimpin mereka. Kelompok teroris ini terlibat pengeboman wihara dan menjadi tersangka penembak polisi di Pondok Aren, Tangsel. (eh)