2014 Musim Hujan di Indonesia Normal, Ini Sebabnya

Cuaca Buruk Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memastikan musim penghujan pada 2013/2014 masih bersifat normal.

Berdasarkan prediksi dari berbagai lembaga ternama yang mengurusi iklim dan cuaca di dunia, seperti NCEP-NOAA (Amerika Serikat), Jamstec (Jepang), BOM (Australia), dan BMKG (Indonesia) semua memprediksi curah hujan di wilayah Indonesia bersifat normal.

Tidak pengaruh dari Enso (Elnino dan Lanina), hangatnya suhu muka air laut di perairan Indonesia dan Dipole Mode di Samudera Hindia yang ketiga faktor pengendali iklim di Indonesia tersebut menunjukkan kondisi normal.


BMKG meprediksi, puncak musim hujan di wilayah Indonesia akan terjadi pada Desember, Januari dan Februari. Puncak tertinggi pada Januari. Secara umum tidak ada siklon tropis yang melalui wilayah Indonesia.


Siklon tropis di Utara Indonesia terbentuk antara Juli–Oktober. Puncaknya Agustus atau dalam lima kali setahun. Kondisi ini lebih banyak di utara daripada di selatan Indonesia.


Umumnya Indonesia hanya akan terkena imbas dari siklon tropis sehingga terjadi cuaca ekstrem seperti hujan deras, gelombang laut tinggi dan angin kencang.


 

Sementara itu dari rilis BMKG, bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, serta gelombang ekstrem, terus meningkat di Indonesia.


Perubahan iklim global, perubahan penggunaan lahan, bertambahnya jumlah penduduk, urbanisasi dan kemiskinan menjadi penyebab meningkatkan bencana hidrometeorologi. Hampir 85 persen bencana di Indonesia adalah hidrometerologi.


Puncak banjir dan longsor di Indonesia sebagian besar terjadi pada Januari hingga Februari. Tahun 2012 terjadi 540 kejadian banjir dan 291 longsor. Dampak banjir menyebabkan 79 orang meninggal, 29 orang hilang, 500 ribu jiwa menderita, 105.992 jiwa mengungsi dan ribuan rumah rusak.


Sementara dampak bencana longsor tahun 2012 menyebabkan 112 orang meninggal, 7 orang hilang, 890 jiwa menderita, 6.263 mengungsi dan ribuan rumah rusak.


Berdasarkan peta bencana, sebanyak 315 kabupaten/kota yang berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir. Ada 61 juta jiwa yang tinggal di daerah tersebut.


Sementara wilayah yang masuk dalam wilayah rawan longsor sebanyak 274 kabupaten/kota. Sebanyak 124 juta jiwa tinggal di daerah tersebut.


Sebanyak 404 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari puting beliung, dengan jumlah penduduk 115 juta jiwa yang tinggal di daerah tersebut.