Kisah Yohanes Juan, Geng Dicky Ambon yang Tewas Ditembak

Jenazah 4 Korban Penembakan Brutal
Sumber :
  • ANTARA/Noveradika

VIVAnews – Ada empat korban penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka adalah Hendrik Benyamin Sahetapy Engel alias Dicky Ambon (31 tahun), Yohanes Juan Mambait alias Juan (38 tahun), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29 tahun), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33 tahun).

Keempatnya merupakan tersangka kasus pengeroyokan yang menewaskan seorang prajurit TNI, anggota Detasemen Pelaksana Intelijen Kodam IV Diponegoro Sersan Kepala Heru Santosa, di Hugo’s Café Sleman, DIY. Geng Dicky Ambon dikenal sebagai preman NTT yang amat berkuasa di Yogya.

Yohanes Juan Mambait dulu adalah anggota Polri. Ia masuk kepolisian tahun 1994, mengikuti pendidikan Brigade Mobil (Brimob) tahun 1997, dan lulus pelatihan Brimob tahun 2010. Sayangnya karir Juan di kepolisian tidak mulus, dan malah berakhir karena kasus narkoba.

Juan yang terbukti terlibat kasus narkoba divonis 2 tahun 8 bulan penjara, dan belum lama ini bebas bersyarat setelah menjalani 2/3 masa tahanannya. Namun baru sekitar satu bulan keluar dari penjara, Juan telah terlibat kasus pengeroyokan di Hugo’s Cafe Sleman itu.

“Baru saja mantan anggota polisi Juan menghirup udara bebas dalam kasus narkoba,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY, Komisaris Besar Pol Kris Erlangga.

Dalam catatan kepolisian Polda DIY, Juan tinggal di asrama NTT di kawasan Lempuyangan, Yogya. Di asrama itu pula tinggal Dicky Ambon. (Baca ).

Juan adalah anak kelima dari delapan bersaudara pasangan Alfons Manbait dan almarhun Yulita Salem. Ia lahir di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, pada 15 Februari 1976. Juan besar di Kupang, NTT, dan mengikuti tes kepolisian di Dili, Timor Leste (dulu Timor Timur).

Juan bersama geng Dicky Ambon digerebek polisi di asrama NTT tempat mereka tinggal usai kasus pengeroyokan anggota Kopassus Serka Heru Santosa. Polisi mengatakan saat pengeroyokan, Dicky Ambon cs berada di bawah pengaruh minuman keras.

Usai Juan tewas diberondong peluru di Lapas Cebongan Sleman, istrinya yang berkerudung mendatangi Lapas. Ia menghindari keramaian karena ketakutan. Ia juga tak mau difoto atau ditulis namanya. “Saya dipesan petugas supaya tidak keluar rumah karena kondisi masih rawan,” kata dia.

Sang istri mengatakan, ia sama sekali tidak tahu suaminya terlibat kasus pengeroyokan yang mengakibatkan kematian anggota Kopassus. Ia tahu suaminya tewas pun dari pengacara.