Kabar Kelahiran Badak Sumatera Mendunia
- Dok. Humas SRS TNWK Lampung
VIVAnews -- Penantian panjang selama 120 tahun berakhir Sabtu 23 Juni 2012 pukul 00.45. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) betina bernama Ratu melahirkan seekor bayi. Ini adalah kelahiran keempat badak di penangkaran lebih dari satu abad.
"Kondisi kesehatan keduanya cukup baik. Bayi sudah mulai menyusui induknya, bayinya jantan," kata Menurut Manajer Fasilitas Suaka Rhino Sumatera (SRS), Sumadi kepada VIVAnews.com.
Kelahiran ini tak hanya membentengi spesies badak terkecil ini dari kepunahan, tapi juga menjadi kabar baik bagi dunia. Ramai diberitakan media internasional.
Situs media Australia, Sydney Morning Herald Sabtu 23 Juni 2012 menurunkan berita berjudul "Bayi Badak, Harapan Bagi Kelestarian Spesies". Sementara, media AS, New York Post memberi judul "Bintang Badak Langka Lahir!". Judul ceria juga dalam pemberitaan Wildlife News, "Setelah 16 Bulan, Si Jantan Lahir!".
Dimuat situs sains, Discovery News, kelahiran di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Balai Taman Nasional Way Kambas, Lampung adalah yang keempat di dunia. Tiga lainnya lahir di Amerika Serikat: di Kebun Binatang Cincinnati, Ohio. Ayah bayi badak, Andalas adalah Badak Sumatera pertama yang lahir di penangkaan pada September 2001 lalu. Andalas dipulangkan ke Indonesia tahun 2007 lalu.
Sementara, Ratu adalah badak liar yang jadi penghuni suaka, saat ia ditemukan berkeliaran di area hutan taman nasional.
Kelahiran bayi baru ini menambah jumlah Badak Sumatera yang diperkirakan tersisa 200 ekor di habitat alaminya.
Perburuan menjadi ancaman utama Badak Sumatera, di nama tanduknya diperdagangkan di pasar gelap karena dianggap mujarab mengobati penyakit.
Andalas adalah jantan terakhir yang tersisa di penangkaran, sejak jantan Torgamba mati tahun lalu. Sementara, Ratu adalah satu dari tiga badak betina yang tersisa di penangkaran.
Baru-baru ini, tim dokter dari International Rhino Foundation, organisasi perlindungan badak yang berbasis di Amerika Serikat mengabarkan akan segera memanen sel plasenta yang bisa digunakan untuk menghasilkan sel induk.
Sel induk ini punya potensi untuk digunakan untuk berbagai keperluan di masa depan, termasuk penyembuhan penyakit dan mendorong reproduksi badak.
Selain Badak Sumatera, Indonesia juga menjadi rumah bagi Badak Jawa, yang tinggal 35 ekor di seluruh dunia. (umi)