Gamelan Tertua Keraton Yogyakarta Diarak
- Antara/Regina Safri
VIVANews - Keraton Yogyakarta mengeluarkan gamelan pusaka tertua dan diletakkan di Masjid Gedhe Kauman selama tujuh hari menjelang perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW pada 4 Februari mendatang. Gamelan pusaka itu diarak dari dalam Keraton oleh 80 abdi dalem dan diterima oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti.
Sebelum Gamelan pusaka itu diarak, Kerabat Keraton melakukan upacara menyebar udhik-udhik atau menyebarkan uang logam pecahan Rp500 dan Rp1000, beras kuning, beras merah serta kembang (bunga) kepada masyarakat.
Pantauan VIVAnews.com, ratusan warga tampak berebutan memunguti pecahan uang logam tersebut yang diyakini akan memberikan berkah, keselamatan dan kesejahteraan.
"Udhik-udhik itu maknanya adalah menyebar petuah, bahwa seorang raja harus menyejahterakan kehidupan rakyatnya," kata Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Waseso Winoto 75 tahun, saat ditemui VIVAnews.com di Keraton Yogyakarta, Senin 30 Januari 2012.
Ia menjelaskan, Gamelan Pusaka yang diarak ke Masjid Gedhe Kauman itu bernama Kanjeng Kyai Guntur Madu yang dibuat pada masa raja Sultan Agung pada 1642 dan Kanjeng Kyai Nogo Wilogo dibuat oleh Sultan Hamengkubuwono I pada 1772.
"Gamelan itu akan ditabuh selama seminggu di Mesjid Gedhe Kauman, pagi jam 08-12, siang jam 14.00-16.00 dan malam jam 20.00-24.00 wib," ungkapnya.
Sementara itu, Suharti (64), salah satu warga Yogya mengaku ingin mendapat berkah sehingga dia mengajak keluarganya hadir dalam upacara udhik-udhik. "Saya dapat 6 uang logam senilai 3500. Setiap tahun saya selalu ikut upacara udhik-udhik karena saya percaya bisa mendapatkan selamat dan tambah rezeki," tuturnya. (eh)