Prabowo: Jangan Mau Ikut Kegiatan Ilegal, Resikonya Negara Asing Bertindak!

Presiden RI Prabowo Subianto dalam acara Rapim TNI-Polri Tahun 2025 (sumber foto: Cahyo - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA - Presiden RI Prabowo Subianto mewanti-wanti masyarakat Indonesia untuk tidak terlibat dalam kegiatan ilegal apapun. Termasuk melakukan penyelundupan ke negara asing.

Hal itu ditekankan Prabowo saat disinggung mengenai peristiwa penembakan yang dilakukan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) terhadap lima pekerja migran Indonesia (PMI) di perairan Tanjung Rhu, Malaysia.

"Sekali lagi saya ingatkan, bahwa jangan mau ikut-ikut dalam kegiatan ilegal. Kalau nyelundup ke negara asing, resikonya negara asing akan bertindak," kata Prabowo kepada wartawan di Gedung Tribrata, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 30 Januari 2025.

Jenazah WNI yang tewas ditembak APMM Malaysia tiba di Riau

Photo :
  • Antara

Prabowo meminta rakyat Indonesia untuk waspada dan tidak termakan janji oknum-oknum yang terlibat dalam aksi penyelundupan.

"Jadi, rakyat kita jangan mau dibohongi oleh sindikat-sindikat yang berjanji ini, berjanji itu. Ya kita waspada, kita ingatkan," tutur dia.

Prabowo berharap, investigasi terkait peristiwa penembakan lima PMI itu berjalan lancar. Malaysia diharapkan juga terbuka dalam penyelidikan kasus tersebut.

"Tapi kita juga yakin pihak Malaysia akan melaksanakan penyelidikan," pungkas Prabowo.

Ilustrasi kapal Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM)

Photo :
  • Ist

Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) tengah menelusuri identitas dari lima pekerja migran Indonesia yang menjadi korban penembakan di Perairan Tanjung Rhu, Malaysia. 

Wakil Menteri P2MI Christina Aryani mengatakan lima pekerja migran Indonesia itu tidak membawa identitas maupun data pribadi. 

"Kebetulan tidak membawa identitas, sehingga data (pribadi) tidak ada. Tapi kami sedang melakukan penelusuran dengan dibantu atase polisi untuk mengetahui asal darimana, lalu siapa keluarganya, namanya, bekerja di mana," kata Christina dalam konferensi pers, Minggu, 26 Januari 2025.

Dari lima pekerja migran yang ditembak, satu di antaranya meninggal dunia. Sedangkan satu orang dikabarkan kritis dan tiga korban lainnya luka-luka akibat penembakan tersebut.

Di sisi lain, Christina mengecam aksi penembakan yang kabarnya dilakukan oleh otoritas Maritim Malaysia yakni Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) terhadap lima pekerja migran Indonesia tersebut.

Dia pun mendesak pemerintah Malaysia untuk melakukan pengusutan di balik aksi penembakan yang menewaskan satu orang WNI ini.

"Kementerian P2MI mendesak Pemerintah Malaysia melakukan pengusutan terhadap peristiwa ini, dan juga mengambil tindakan tegas terhadap petugas Patroli APMM apabila terbukti melakukan tindakan kekuatan berlebihan atau excessive use of force," tutur dia.