Puskesmas di Berau Kalimantan Timur Tutup Layanan IGD dan Rawat Inap Karena Tak Ada Dokternya

Ilustrasi dokter.
Sumber :
  • www.pixabay.com/jennycepeda

Berau, VIVA – Sebuah Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas yang terletak di pedalaman Kalimantan Timur, terpaksa menutup layanan Instalasi Gawat Darurat alias IGD dan Rawat Inap, karena tidak ada tenaga dokter umum.

Puskesmas tersebut letaknya di Kecamatan Biatan, Kabupaten Berau. UPTD Puskesmas Biatan Lempake itu merupakan satu-satunya puskesmas harapan warga Biatan untuk penanganan gawat darurat.  

Pelaksana tugas UPTD Puskesmas Biatan Lempake, Slamet mengungkapkan sebelumnya di Puskesmas Biatan ada tiga dokter umum yang bertugas. Namun ketiganya kini tak lagi bertugas karena beragam alasan.

“Tiga dokter umum kami kosong,” ujar Slamet.

Dipaparkannya, dari tiga dokter yang sebelumnya bertugas ada satu dokter yang berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) atau honorer, yang tidak diperpanjang kontraknya. Dokter honorer ini belum dua tahun bertugas.

Satu dokter lainnya baru saja lulus tes CPNS dan bertugas di tempat lain. Sedangkan dokter terakhir, mendapat tugas khusus dalam program Nusantara Sehat dan tidak lagi bekerja terhitung tanggal 21 Januari 2024.

“Mau tidak mau dengan berat hati, pelayanan IGD dan rawat inap untuk sementara kami tutup,” katanya.

Meski demikian, layanan kesehatan lainnya di puskesmas ini tetap berjalan normal. Perawat di kamar pelayanan umum ditugaskan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada warga.

“Hanya IGD dan rawat inap saja yang tutup, untuk pelayanan lainnya tetap ada,” sebutnya.

Slamet berharap, Puskesmas Biatan mendapat tambahan tenaga medis yang mumpuni. Pihaknya mendapat informasi jika Kabupaten Berau membuka penerimaan pegawai untuk tenaga kesehatan seperti dokter umum dan perawat, namun belum ada kejelasan soal penempatan tugas.

“Saat ini memang tidak ada tenaga kesehatan yang mumpuni di bidang penanganan medis gawat darurat. Untuk itu tambahan tenaga kesehatan secepatnya,” katanya.  

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Lamlay Sarie, mengakui soal kekurangan tenaga dokter tersebut. Bahkan keputusan untuk menghentikan layanan ini merupakan tindak lanjut dari surat kementerian yang diedarkan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Berau.

“Kami sudah aktif mencari solusinya, tapi memang harus dijalankan dulu sementara ini,” katanya.