BNPB Tak Gunakan Fasilitas Sekolah untuk Tempat Pengungsian Terdampak Gunung Ibu
- ANTARA
Jakarta, VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa pihaknya tidak menggunakan fasilitas sekolah untuk menjadi tempat pengungsian sementara bagi masyarakat terdampak erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara.
"Kami seminimal mungkin tidak akan menggunakan fasilitas sekolah sebagai tempat mengungsi, ini dilakukan supaya tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar anak-anak," kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto dalam konferensi perkembangan kondisi terkini pasca-erupsi Gunung Ibu melalui Zoom Meeting, Rabu 15 Januari 2025.
Agus memaparkan bahwa BNPB sudah menyampaikan pertimbangan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dan Provinsi Maluku Utara setelah menerima laporan terjadi peningkatan status aktivitas vulkanis Gunung Ibu pada siang tadi.
BNPB pun meminta kepada pemerintah daerah untuk menyiapkan gedung fasilitas publik, seperti balai desa dan kecamatan atau milik perorangan agar bisa digunakan untuk menampung warga bila kondisi di lapangan mengharuskan mereka untuk dievakuasi.
"Berapa jumlah warga yang akan dievakuasi, lokasinya dimana saja, termasuk bantuan kebutuhan pokok berapa jumlahnya semua akan secara detail di asesmen malam ini," paparnya.
Ia menambahkan bahwa sampai sore hari belum ada aktivitas evakuasi warga, namun tim petugas gabungan sudah bersiaga, khususnya pada wilayah di sekitar zona bahaya, pada radius 5-6 kilometer dari arah utara kawah Gunung Ibu.
Status aktivitas Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara ditingkatkan dari sebelumnya Siaga menjadi Awas atau level IV, pada Rabu siang, oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Peningkatan status tersebut dilakukan setelah tim Badan Geologi mendeteksi adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ibu yang signifikan pada periode 1-14 Januari 2025.
Petugas Pos pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici, Halmahera Barat pun mencatat kejadian erupsi mencapai rata-rata 70 kejadian per hari.
Pada periode Januari 2025, ketinggian kolom erupsi fluktuatif dan teramati gejala peningkatan tinggi kolom erupsi menjadi maksimal empat kilometer dari atas puncak.
Dalam rentang waktu tersebut dilaporkan sebanyak 748 kali gempa letusan, 70 kali gempa guguran, 1.643 gempa hembusan, 6.976 kali gempa vulkanik dangkal, 346 kali gempa vulkanik dalam, 60 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo dominan 3 milimeter.