Babe Haikal: BPJPH Perkuat Edukasi Halal untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

BPJPH gelar Bincang Bareng dengan tokoh masyarakat dan ulama di Jakarta
Sumber :
  • HUMAS/BPJPH

Jakarta, VIVA – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) terus mengintensifkan edukasi mengenai jaminan produk halal kepada pelaku usaha dan masyarakat guna mengoptimalkan potensi ekonomi industri halal. Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui acara "Bincang Bareng" yang dihadiri oleh Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan bersama ulama dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah.  

"Ini adalah pertama kalinya kami mengadakan bincang bareng di sini (BPJPH). Hari ini bersama para ulama dan tokoh masyarakat. Ke depan, kegiatan serupa akan melibatkan jurnalis, pelaku usaha mikro, kecil, dan sektor lainnya. Hal ini penting karena Indonesia memiliki potensi ekonomi halal yang besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Ahmad Haikal Hasan, yang akrab disapa Babe Haikal, di Gedung BPJPH Jakarta Timur, Jumat (10/1/2025).  

Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan

Photo :
  • HUMAS/BPJPH

Babe Haikal menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi jaminan halal kepada masyarakat melalui berbagai simpul komunitas. "Setiap hari kami terus mengedukasi masyarakat tentang sertifikasi halal. Harapannya, langkah ini mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Prabowo," jelas Babe Haikal dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta.

Menurut Babe Haikal, potensi ekonomi industri halal di Indonesia sangat besar. Data menunjukkan, ekspor produk halal Indonesia pada periode Januari–Oktober 2024 mencapai USD 41,42 miliar (Rp673,90 triliun), dengan surplus neraca perdagangan produk halal sebesar USD 29,09 miliar. Sektor makanan olahan mendominasi nilai ekspor sebesar USD 33,61 miliar, diikuti pakaian muslim sebesar USD 6,83 miliar, farmasi USD 612,1 juta, dan kosmetik USD 362,83 juta.  

"Kolaborasi berbagai pihak telah mendorong kinerja ekspor produk halal Indonesia. Namun, ini baru langkah awal. Kita harus terus meningkatkan produktivitas agar Indonesia menjadi produsen produk halal terbesar di dunia," tambah Babe Haikal.  

Data dari laporan SGIE (State of the Global Islamic Economy) menunjukkan bahwa belanja masyarakat Muslim global diproyeksikan meningkat dari USD 2,29 triliun pada 2022 menjadi USD 3,1 triliun pada 2027. Hal ini mencerminkan potensi besar pengembangan ekonomi syariah global.  

Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat, memaparkan bahwa sektor ekonomi riil yang meliputi makanan, minuman, pakaian, farmasi, kosmetik, dan lainnya, didukung oleh sektor keuangan syariah. Pada 2021/2022, aset sektor keuangan syariah mencapai USD 3,9 triliun dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 5,9 triliun pada 2025/2026.  

"Namun, ironisnya, lima besar negara eksportir makanan halal terbesar ke negara-negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) masih didominasi negara non-Muslim, seperti Brasil. Di sisi lain, Indonesia merupakan pasar terbesar makanan dan minuman halal di dunia," ungkap Sutan.  

Dalam acara tersebut, para ulama dan perwakilan organisasi masyarakat (ormas) turut memberikan masukan dan dukungan terhadap program sertifikasi halal yang dijalankan BPJPH. KH Hasan Bisri, Pengurus Majelis Keluarga Indonesia, menekankan pentingnya jaminan halal tidak hanya untuk makanan dan minuman, tetapi juga obat-obatan, kosmetik, serta barang gunaan lainnya.  

"Program edukasi halal ini sangat penting. Semoga ke depannya semakin efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya produk halal," ujar KH Hasan Bisri.  

KH Mujib Buchori, Ketua Umum Majelis Muballigh Indonesia, menambahkan, "Keberkahan dunia dan akhirat kita sangat berkaitan dengan konsumsi produk halal. Oleh karena itu, kami mendukung penuh program sertifikasi halal ini."