Penyakit Mulut dan Kuku di Jawa Tengah Tembus 2.266 Ekor Sapi

Petugas Dinas Peternakan Jawa Tengah cek kesehatan sapi
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno/tvOne/Semarang

Semarang, VIVA – Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana terus meningkatkan penanganan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayahnya. Di antaranya dengan melakukan vaksinasi dan memperketat pengawasan di pasar-pasar hewan.

"Kami dari pemerintah provinsi dan kabupaten kota sudah membuat surat edaran bagaimana menanggulangi, mengantisipasi, dan menangani PMK ini," kata Nana, Kamis, 9 Desember 2025.

Ia menjelaskan, berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah per 9 Januari 2025, hewan ternak yang diduga terserang PMK di Jateng sebanyak 2.666 ekor atau 0,0484% dari total populasi sebanyak 5,5 juta ekor lebih. Upaya lain yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan provinsi lain, kaitannya dengan jual beli ternak lintas daerah.

Petugas Dinas Peternakan Jawa Tengah cek kesehatan sapi dan semprot disinfektan

Photo :
  • Teguh Joko Sutrisno/tvOne/Semarang

"Itu kita cek dulu, bagaimana kondisinya. Selain itu kita memisahkan hewan-hewan yang sudah sakit dan yang masih sehat," ujarnya.

Nana menjelaskan, terhadap hewan ternak yang sehat, dilakukan vaksinasi oleh dinas terkait, dibantu para relawan. Untuk ternak yang sakit, diberikan pengobatan. Apabila kondisinya sudah buruk, maka dipotong dan ditimbun dalam tanah.

"Penanganan ini terus berlanjut dan kita tingkatkan, kami juga menyiapkan lebih banyak lagi relawan dalam penanganan PMK tersebut," kata Nana.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik, namun tetap waspada. Salah satunya dengan  menghindari mengkonsumsi bagian-bagian tubuh hewan ternak yang terinfeksi PMK. 

Untuk mengatasi PMK, Pemprov Jateng juga sudah memiliki Satgas Penanganan PMK sejak tahun 2022, melalui SK Gubernur No.443/38. Anggotanya melibatkan pemerintah daerah, kepolisian, kodam, pemerintah pusat Balai Karantina Pertanian, Perhutani dan Balai Besar Veteriner Wates, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Jateng, Asosiasi Obat Hewan Indonesia Jateng, akademisi dan organisasi perkumpulan insinyur sarjana peternakan Indonesia.(Teguh Joko Sutrisno/tvOne/Semarang)