Kombes Donald Jalani Sidang Etik Buntut Kasus Pemerasan WN Malaysia Penonton DWP

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Donald Parlaungan Simanjuntak
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

Jakarta, VIVA – Polri hari ini tengah menggelar sidang kode etik kepada anggota kepolisian yang melakukan pemerasan kepada warga negara Malaysia saat menonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Ternyata salah satu yabg disidang etik yakni Dirresnarkoba Polda Metro Jaya, Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak.

Hal tersebut dibenarkan oleh Komisioner Kompolnas Muhammad Choirul Anam pada Selasa 31 Desember 2024.

"Iya (Kombes Donald sidang etik hari ini, dia disidang sebagai) pelanggar," ujar Cak Anam kepada wartawan.

Komisioner Kompolnas RI, M Choirul Anam.

Photo :
  • VIVA/Andrew Tito.

Namun begitu, Cak Anam enggan menampik identitas dua polisi lainnya yang menjalani sidsng etik hari ini. Dia hanya menyebut bahwa anggota polisi lainnya yang menjalani sidang KKEP yakni berpangkat perwira menengah (Pamen) dan menjabat sebagai Kasubdit Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

"Lupa satunya (untuk polisi ketiga yang sidang etik hari ini)," ucap dia.

Dia lalu mengatakan sidang etik terhadap tiga anggota polisi masih berlangsung hingga saat ini.

Diketahui, Kasus ini pertama kali terungkap setelah Divisi Humas Polri melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigadir Jenderal Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko mengumumkan bahwa 18 anggota polisi dari berbagai kesatuan telah diamankan.

“Jumlah terduga oknum yang diamankan sebanyak 18 personel. Mereka berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran,” kata Trunoyudo dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 21 Desember 2024.

Menurut dia, para personel tersebut telah diperiksa oleh Divisi Propam Polri untuk memastikan adanya pelanggaran etik atau hukum yang dilakukan selama menjalankan tugas.

Dalam pernyataannya, Trunoyudo menegaskan Polri akan bertindak tegas terhadap siapa pun anggota yang mencoreng nama baik institusi.

“Kami memastikan bahwa Polri tidak mentolerir pelanggaran apapun yang dilakukan oleh personel kami. Investigasi dilakukan secara profesional, transparan, dan tuntas,” katanya.

Trunoyudo juga mengingatkan bahwa tugas utama anggota Polri adalah memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Pelanggaran terhadap prinsip tersebut akan ditindak tegas tanpa pandang bulu.

Kasus pemerasan terhadap warga negara Malaysia terjadi di tengah kemeriahan DWP 2024 tengah disorot publik. Kejadian ini tidak hanya mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian, tetapi juga mencoreng citra Indonesia di mata internasional, mengingat konser tersebut dihadiri oleh banyak wisatawan mancanegara.