Kemenpora Beri Apresiasi Bakrie Center Foundation Atas Dedikasi dalam Pemberdayaan Pemuda

Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan apresiasi tinggi kepada Bakrie Center Foundation (BCF) atas kontribusinya dalam memberdayakan generasi muda selama lebih dari 14 tahun. Melalui berbagai program yang mengusung nilai “building leaders,” BCF telah membina lebih dari 2.000 pemuda di seluruh Indonesia. Salah satu program unggulan yang menjadi sorotan adalah Campus Leaders Program (CLP), yang berfokus pada peningkatan kapasitas serta kecerdasan sosial pemuda dan kini telah memasuki angkatan ke-9.

Dalam acara puncak Konferensi Nasional Campus Leaders Program batch ke-9 yang digelar pada Rabu, 18 Desember 2024, Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni’am Sholeh, turut hadir untuk memberikan pidato bertajuk “Membangun Pemuda Berdaya.” Dalam pidatonya, Asrorun menyoroti pentingnya peran pemuda dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) sebagai indikator utama pembangunan pemuda di Indonesia. 

Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh

Photo :
  • Istimewa

Ia menjelaskan bahwa IPP mencakup beberapa domain utama seperti pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, partisipasi, dan gender. Salah satu isu yang mendesak adalah tingginya angka perokok di kalangan anak muda.

“Domain utama yang dilihat melalui IPP yaitu yang utama adalah pendidikan, kesehatan, kesempatan mendapatkan pekerjaan, partisipasi, dan gender. Ada hal yang bersifat mendesak terkait dengan isu kesehatan dan kita anak muda yaitu soal prevalensi angka perokok,” jelas Asrorun.

Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh

Photo :
  • Istimewa

Melalui Campus Leaders Program angkatan ke-9, BCF menyoroti dua isu utama, yaitu pendidikan dan kesehatan, yang dianggap sebagai fondasi utama pembangunan pemuda. Kedua aspek ini tidak hanya menjadi hak, tetapi juga kebutuhan dasar yang berdampak langsung pada kualitas hidup generasi muda. 

Asrorun menegaskan bahwa program BCF yang menanamkan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan IPP.

“Isu-isu yang diusung oleh BCF ini merupakan isu strategis dalam meningkatkan kualitas SDM dalam jangka panjang. Program BCF yang berkelanjutan ini saya rasa perlu diapresiasi, saya harap ini sustain, bisa berjejaring sekaligus juga bisa melipatgandakan manfaat untuk lebih luas target groupnya,” jelas Asrorun.

Pada kesempatan tersebut, Kemenpora juga memberikan penghargaan kepada dua penerima gelar SDGs Hero dari BCF atas prestasi mereka di tingkat nasional dan internasional. Intan Sugianto, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret, dan Jason Fernando, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia, berhasil meraih berbagai pencapaian luar biasa. 

Intan, misalnya, pernah mengikuti Indonesian International Student Mobility Awards di Boston, Amerika Serikat, serta memperoleh pendanaan dari Girls Up United Nation Foundation. Sementara itu, Jason berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi esai nasional di bidang Hubungan Internasional. Atas prestasi mereka, Kemenpora memberikan penghargaan berupa dana sebesar 5-10 juta rupiah.

“Kita berikan apresiasi dari Kemenpora sebagai bentuk penghargaan kepada anak-anak muda yang berprestasi di tengah gempuran tantangan yang dialami anak muda saat ini,” jelas Asrorun.

Founder BCF sekaligus Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, turut mengungkapkan kebanggaannya terhadap kontribusi para pemuda ini. 

“Sebutan SDGs Hero merupakan apresiasi BCF dan kita semua, karena pemuda-pemudi ini dengan sadar ikut berpartisipasi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam kontribusi di bidang pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. Saya ucapkan selamat atas karya-karya yang dihasilkan oleh para SDGs Hero untuk masyarakat,” tutup Anin dalam pidato penutup di Konferensi Nasional Campus Leaders Program batch 9.