Bela KH Syarbani yang Dicap 'Pengangguran', Rabithah Melayu Banjar: Dia Aktivis Sosial, Pensiunan PNS
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Jakarta, VIVA - Pembicara Focus Group Discussion (FGD) Pra Musyawarah Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU), KH Muhammad Syarbani Haira disebut pengangguran. Omongan cap pengangguran itu disampaikan elite Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Pembelaan untuk Kiai Syarbani pun datang dari Publik Relation Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar, Noura Dalla Adilla. Menurutnya, publikasi terhadap para pembicara dalam FGD MLB NU perlu diluruskan karena sampai dituding sebagai pengangguran.
"Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar, yang pendiri utamanya KH Muhammad Syarbani Haira merasa perlu meluruskan publikasi kelompok tertentu terhadap ketiga narasumber FGD tersebut khususnya KH Syarbani Haira," kata Noura, dikutip pada Kamis, 19 Desember 2024.
Menurut Noura, Kiai Syarbani pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan selama 10 tahun dari tahun 2007-2017. Lalu, pria kelahiran Amuntai Utara pada 2 Mei 1958 itu merupakan pendiri Universitas NU Kalsel yang mulai beroperasi sejak 2014.
"Tetapi kini sudah diambil alih pihak lain, atas restu Ketua Umum PBNU sekarang. Jadi, KH Syarbani Haira bukan pengangguran, seperti dituduhkan," ujarnya.
Dia menyebut rekam jejak Kiai Syarbani adalah aktivis sosial. "Dia aktivis sosial, pensiunan dosen PNS di IAIN Antasari Banjarmasin," ujarnya.
Selain itu, dia bilang, Kiai Syarbani juga pernah jadi Komisioner Baznas Kalsel. Lalu, ia juga tercatat sebagai Magister Demografi Universitas Gadjah Mada.
Dia juga menyebut Kiai Syarbani juga kerapjadi konsultan dan narasumber berbagai instansi pemerintah termasuk partai politik.
"Sepanjang hidupnya, belum pernah ia melamar menjadi anggota atau pengurus partai politik, karena sepanjang hidupnya dia adalah seorang PNS," tuturnya.
Pun, saat Pileg 2024, Syarbani dicalonkan sebagai calon anggota DPR RI dari PDI Perjuangan (PDIP). Bagi dia, pencalonan itu semata panggilan negara dan bangsa.
"Dan partai ini dari Kalsel pada pileg lalu memang sama sekali tak mendapatkan kursi di DPR RI. Sehingga KH Syarbani Haira pun gagal menjadi anggota DPR RI," ujarnya.
Kata Noura, seyogyanya KH Syarbani ingin mengabdikan dirinya pada NU, khususnya Universitas NU yang didirikan dengan susah payah.
"Sayangnya, Ketua Umum PBNU sekarang lebih mempercayakan pada orang lain, yang sama sekali tidak terlibat dalam pendirian lembaga pendidikan tinggi tersebut," tuturnya.
"Maka itulah, karena merasa tidak dihargai sebagai pendiri, KH Syarbani Haira lalu memilih mundur sebagai Katib Syuriah PBNU," ujarnya.