ISDS Gali Pandangan Publik Cara Menjaga Natuna dari Ancaman Konflik LCS Lewat Lomba

Webinar hybrid dengan tema “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” oleh ISDS
Sumber :
  • ISDS

Jakarta, VIVA – Untuk menjaga Laut Natuna, TNI Angkatan Laut sudah pasti akan menghadirkan kekuatannya di sana. Termasuk dengan masyarakat nelayan akan selalu hadir di laut Natuna.

Panglima Komando Armada I TNI AL, Laksamana Muda TNI Dr Yoos Suryono Hadi MTr (Han) M Tr Opsla menegaskan itu. Itu dikatakannya dalam webinar hybrid dengan tema “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” yang diselenggarakan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS).

Webiner ini juga sekaligus dalam rangka pengumuman pemenang lomba Instagram Reels ISDS dengan tema yang sama di Seskoal, Jalan Ciledug Raya, Jakarta, Selasa kemarin.

Jelas Yoos, cara menjaga seperti itu belajar dari perebutan wilayah Ambalat. Sehingga TNI AL dengan nelayan akan selalu hadir di perairan laut Natuna. Kata dia, ini juga sebagai effectiveness occupation atau pendudukan secara damai.

Selain TNI AL dan nelayan, Bakamla dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga bekerjasama untuk melaksanakan kegiatan ekonomi di wilayah Natuna. 

“Sekarang saya mengedepankan Bakamla untuk patroli disitu di back up Angkatan Laut, saling bekerjasama patroli, Namanya interoperativity dengan pesawat TNI AU Boeing atau CL 235 untuk berpatroli disana mengecek keamanan di Laut Natuna,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima, Rabu 18 Desember 2024.

Persoalan di Laut Natuna tidak lepas dari langkah China yang mengklaim wilayah laut di sana. Hingga memotong kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. 

“Itu yang kita keberatan, pangkal awalnya disitu,” katanya.

Pembicara lainnya juga ada seniman dan sutradara senior, Garin Nugroho. Serta dosen Hubungan Internasional Universitas Syarif Hidayatullah, Dr Rahmi Fitriyanti. 

Garin Nugroho menyoroti kesadaran masyarakat terhadap budaya kemaritiman yang masih kurang. Padahal Indone adalah negara dengan potensi kelautan yang sangat besar.

Garin mengaku senang dan menyambut baik akan adanya lomba oleh ISDS dengan tema kelautan. Ia berharap ke depan event seperti ini akan diselenggarakan lagi dengan skala yang lebih besar agar meningkatkan kesadaran kelautan Indonesia. 

“Saya senang sekali karena peserta lomba ini ternyata sangat beragam dan bagus-bagus kualitasnya,” katanya.

Pembicara yang lain yakni Dr Rahmi menegaskan hal-hal yang melandasi pentingnya kehadiran negara dalam menjaga dan memperkuat kedaulatan NKRI di Natuna, yaitu secara internal maupun eksternal. 

Secara internal, jelas Rahmi adalah Kabupaten Natuna pulaunya kecil. Tetapi perairannya yang luas dan potensi SDA mineral, migas, ikan, dan tambang yang tersimpan di dalamnya besar. 

“Sayangnya, East Natuna direncanakan baru bisa memproduksi gas pada 2027. Lamanya waktu produksi ini akibat belum adanya teknologi mumpuni yang mampu menyedot gas di kedalaman laut Natuna,” ujarnya.

“Indonesia sudah saatnya memanfaatkan hak konsesi di sektor maritim ini semaksimal mungkin sebagai peluang besar di bidang ekonomi untuk mencapai level “Negara Maritim”, yaitu negara yang merdeka sepenuhnya menggunakan kekuatan lautan sekaligus sebagai instrumen dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia yang berkelanjutan,” jelasnya.

Dalam kesempata itu, ISDS mengumumkan pemenang lomba Instagram Reels dengan tema “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” yang digelar pada Agustus hingga November lalu.

Ketua panitia sekaligus Co Founder ISDS, Dwi Sasongko M.HI, menjelaskan kalau proses pengumpulan karya berlangsung sejak 17 Agustus 2024 hingga 15 Oktober 2024 pukul 23.59 WIB.
Dewan Juri lomba terdiri dari Panglima Komando Armada I, TNI AL Laksamana Muda TNI Dr. Yoos Suryono Hadi, M.Tr (Han)., M.Tr. Opsla; Sutradara, Garin Nugroho; dan Co Founder ISDS Edna Caroline.

ISDS berharap dapat menggali pemikiran, pandangan, serta solusi dari masyarakat mengenai upaya Indonesia dalam menjaga Kepulauan Natuna dari ancaman konflik di Laut China Selatan dan dampaknya terhadap kedaulatan Indonesia secara keseluruhan sebagai sebuah negara kesatuan.
Panitia menerima 965 karya. Dibagi berdasarkan dua kategori yaitu kualitas konten dan engagement. Semula, panitia hanya menargetkan 200 peserta. 

“Kami harus bekerja ekstrakeras untuk menyeleksi video yang masuk. Dan akibatnya pengumuman pemenang yang sedianya dilakukan pada akhir November 2024 terpaksa kami undur karena hal tersebut. Kualitasnya pun luar biasa. Setiap video yang diunggah memiliki keunikannya sendiri, baik dari segi kreativitas, konsep cerita, maupun penyampaian pesan. Ini membuktikan bahwa generasi muda kita memiliki potensi besar sebagai agen perubahan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.

Dewan juri yang menilai disebut sangat kompetan, yakni Pangkoarmada I Bapak Laksda TNI
DR Yoos Suryono Hadi, Garin Nugroho dan dari IDSD, Co-founder Edna Pattisina. Mereka memilih 9 karya yang menjadi pemenang.

Sedangkan pada kategori engagement (popularitas), dinilai oleh tim seleksi dari ISDS dengan menggandeng Drone Emprit yang berusaha optimal untuk memilih 9 pemenang. 

“Banyak tantangan dan pelajaran yang kami dapatkan saat melakukan penilaian,” ucapnya.

Berdasarkan rangkaian proses seleksi yang panjang, Dewan Juri Lomba Instagram Reels ISDS “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” telah memilih 18 karya video terbaik yang kemudian ditetapkan menjadi pemenang lomba. 

a. Kategori Engagement
Juara I: William Asella Putra
Juara II: Maulyadi Salasanto
Juara III: Pajar Sidik
Juara IV: Rahmad Fajar
Juara V: Dika Irawan
Juara VI: Rifqah Fairuz Putri
Juara VII: PT Usaha Gunabhakti Mandiri
Juara VIII: fristantine
Juara IX: Siti Zahra Qathrinida

b. Kategori Kualitas
Juara I: Okto Siagian
Juara II: Aishanda Vania Aanisah
Juara III: Abimanyu Yudowarno Syah / Aboy
Juara IV: Andreas Prasetio
Juara V: Angeline Carolina
Juara VI: Lukman nul hakim
Juara VII: Tiara Rahayu
Juara VIII: Lucia Amelia Cuaca
Juara IX: Feby Anggrela