Alissa Wahid Ajak Pemuka Agama Kembali ke Zaman Gusdur
- VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)
Bali, VIVA –Direktur Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengungkapkan, pada 2024 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia mengalami kerugian sekitar Rp 400 Triliun. Sementara pada 2025, APBN Indonesia diprediksi akan mengalami kerugian sebesar Rp 700 Triliun.
"Terus masyarakatnya belum sejahtera. Apa yang terjadi? Itu lo pertanyaanya itu. Jadi kita udah utangnya ratusan triliun kita udah gila-gilaan tapi kok ga ada kesejahteraannya," kata Alissa Wahid saat menghadiri Tri Hita Karana Universal Reflection Journey di Three Mountains, KEK Kura-Kura Bali, Sabtu 14 Desember 2024.
Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia, khususnya Indonesia kata Alissa, Gusdurian sebagai komunitas lintas iman meminta agar para pemuka agama kembali ke zaman Gusdur, Romo Mangun, dan Gedong Ida Bagus Oka.
Para tokoh-tokoh itu menurutnya membawa agama bukan hanya untuk urusan ibadah di rumah ibadah akan tetapi juga menangani persoalan di masyarakat. "Seperti persoalan masyarakat, persoalan ekonomi gitu. Jadi tokoh agama menggunakan pengaruhnya untuk mendorong perubahan," jelas Alissa.
Selain itu, Gusdurian juga meminta tokoh agama untuk mendorong agar kebijakan pemerintah lebih berpihak kepada rakyat. "Nggak seperti sekarang, korupsinya ga diapa-apain, karena banyak yang mengambil keuntungan dari situ," ucapnya.
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, dalam dua dekade perjalanan perubahan di dunia bukan hanya dari sisi bumi tetapi juga dari perilaku manusia.
"Kita harus mengakui saat kita hidup dalam sebuah kondisi yang unorganize tadi disebutkan, banyak tantangan, banyak hambatan bahkan datang tiba-tiba. Perubahan yang begitu cepat," ucapnya.
Menurutnya hal yang utama untuk menghadapi perubahan dunia adalah kembali ke diri sendiri dengan merefleksikan perlakuan terhadap bumi, cara memperlakukan antar sesama manusia dan bagaimana berhubungan dengan Yang Maha Kuasa.
Tri Hita Karana Universal (THK U) Reflection Journey merupakan momen untuk kembali melakukan refleksi.