Dukung Program Ketahanan Pangan Prabowo, Heikal: Sudah Final dan Tak Bisa Ditawar Lagi

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto
Sumber :
  • Sekretariat Presiden

Jakarta, VIVA - Presiden RI Prabowo Subianto menaruh perhatian terhadap program prioritas seperti kemandirian atau ketahanan pangan nasional. Langkah Prabowo itu dinilai jadi perhatian dunia internasional.

Ketua Umum Gerakan Indonesia Mandiri (Ketum GIM) Heikal Safar mendukung  program prioritas Prabowo yang memperhatikan ketahanan pangan nasional. Dia mengutip pernyataan Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo yang mengakui program ketahanan pangan food estate sempat mendapat pandangan negatif. 

Meski begitu, Hashim menegaskan program itu bakal terus berjalan demi mendukung kemandirian maupun ketahanan pangan nasional

"Atas dasar ketegasan Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo tersebut saya sebagai Ketua Umum Gerakan Indonesia Mandiri (Ketum GIM) bersama seluruh pengurus dan anggota Gerakan Indonesia Mandiri sangat berharap Indonesia harus bangkit dengan kemandirian dan memaksimalkan segala potensi yang dimiliki," kata Heikal kepada awak media, di Jakarta, dikutip pada Jumat, 13 Desember 2024.

Heikal Safar dan Presiden RI terpilih Prabowo Subianto.

Photo :
  • istimewa

Heikal sepakat dengan Hashim bahwa program ketahanan pangan bakal terus berjalan, meski banyak mendapat kritik. Ia bilang demikian karena urusan ketahanan pangan sudah final dan tak bisa ditawar lagi.

"Pasalnya program ketahanan dan Kemandirian pangan nasional ini sudah final diputuskan sehingga  tidak bisa ditawar lagi," lanjut Heikal. 

Dia bilang kebijakan itu juga bukan hal baru karena sudah lama jadi visi Prabowo sebelum jadi RI-1.

"Dan, juga bukanlah kebijakan baru, melainkan visi lama Presiden Prabowo Subianto selama dua dekade terakhir ini," jelas Heikal. 

Heikal menuturkan kekuatan yang dimiliki Indonesia saat ini untuk kemandirian pangan luar biasa. Bahkan, kata dia, hampir seluruh desa di Tanah Air mampu menghasilkan pangan, sayuran, dan rempah - rempah dengan kualitas terbaik. 

"Bahkan negara kita sering disebut oleh bangsa asing sebagai surganya pangan dunia itu ada di Indonesia," ujar Heikal. 

Pun, dia menambahkan sebagai pengingat akan pentingnya kemandirian pangan, RI saat ini masih bergantung pada impor berbagai kebutuhan pokok seperti gandum, beras, dan gula.

Menurut dia, kondisi itu rentan membuat RI mengimpor beberapa juta ton beras maupun gula. Ia menekankan RI bisa rapuh dan sangat sensitif terhadap perkembangan geopolitik

"Maka sangatlah menakjubkan, jika seluruh rakyat Indonesia bersatu padu untuk mendukung program  Bapak Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam ketahanan dan kemandirian pangan Nasional," kata Heikal.