Begini Cara Meutya Hafid Wujudkan Masyarakat Digital Berdaya Saing, Inovatif dan Produktif

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid.
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) turut menggelar Workshop Literasi Digital secara luring di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara pada tanggal 26 Oktober 2024. Acara tersebut digelar dengan mengangkat tema 'Pemanfaatan Internet Untuk Menyebarkan Konten Positif'.

Acara tersebut digelar demi memberikan peran aktif Kemenkominfo dalam menghentikan penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta internet. 

Acara ini digelar dengan materi yang didasarkan oleh empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Ilustrasi digital.

Photo :
  • Robert Walters China

“Kominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu: Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan 8 universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat  di Indonesia,” ujar Menkominfo Meutya Hafid dalam keterangannya dikutip Rabu 30 Oktober 2024.

Kemudian, kementerian menyatakan bahwa Survey Indeks Literasi Digital di Provinsi Maluku memperoleh nilai sebesar 3,60 yaitu sedikit di atas rata-rata indeks literasi digital nasional. Walaupun demikian, hal tersebut belum cukup. Dengan semakin tinggi penetrasi internet di Indonesia, maka risiko yang muncul di ruang digital juga makin tinggi. 

“Berbagai pertimbangan ini menjadi dasar untuk menggaungkan Gerakan Nasional Literasi Digital. Saya harap berbagai program kelas ini akan diikuti dengan baik di oleh masyarakat Maluku. Mari kita wujudkan masyarakat digital yang berdaya saing, inovatif, dan produktif dalam ruang-ruang digital,” kata Meutya Hafid. 

Hal ini dilakukan karena dunia digital adalah selain bias mengoperasikan gadget, juga menjaga data pribadi dan menerapkan etika digital di ruang digital sangat penting di era teknologi saat ini. Dengan memahami jenis jenis data yang perlu dijaga, serta menerapkan 6 etika digital, kita dapat melindungi diri dari berbagai ancaman kejahatan siber dan menjaga privasi di ruang digital.

Menurutnya, dalam dunia digital tidak ada yang aman 100 persen. Namun pengamanan data itu bisa dilakukan dengan mengurangi resikonya sedapat mungkin, keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan, sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital, selalu berfikir kritis dan tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat.