50 Pengungsi Rohingya di Aceh Selatan Kabur ke Arah Riau

Sejumlah pengungsi diduga etnis Rohingya saat berada di atas kapal di tengah perairan Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, Jumat, 18 Oktober 2024.
Sumber :
  • ANTARA

Banda Aceh, VIVA – 50 orang dari 216 pengungsi Rohingya yang tiba di perairan Aceh Selatan pada Jumat 18 Oktober 2024 berhasil kabur ke darat. Saat ini mereka menuju Riau dengan menggunakan mobil truk.

Dirreskrimum Polda Aceh Kombes Pol Ade Harianto mengatakan, 50 orang itu merupakan langsiran pertama yang berhasil diturunkan oleh sindikat perdagangan orang dari kapal menuju daratan.

“Mereka sudah melangsir 50 orang ke darat dan sudah disiapkan truk, jadi truk itu saat ini kita deteksi bergerak menuju Riau,” kata Kombes Ade kepada wartawan, Senin, 21 Oktober 2024.

Pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh Timur.

Photo :
  • Istimewa

Sementara saat ini, sisanya masih berada di atas kapal milik nelayan Aceh Selatan dengan jarak 4 mil dari bibir pantai. Mereka belum diizinkan untuk mendarat karena warga Aceh Selatan menolak kehadiran etnis Rohingya tersebut di kampung halaman mereka.

“Semua itu 216 orang, sementara yang kabur 50. Lalu 6 orang sakit dan sudah dievakuasi ke RS di Aceh Selatan,” katanya.

Ade menjelaskan kedatangan pengungsi Rohingya tersebut sudah terkoordinir oleh sindikat perdagangan orang. Awalnya mereka berlayar dari kamp Cox Bazar menuju perairan Andaman. Dari sana, mereka dilangsir lagi menggunakan kapal nelayan untuk menuju daratan Aceh Selatan.

Lalu di Aceh Selatan sudah ada orang yang menunggu untuk diberangkatkan lagi menuju Riau dengan menggunakan mobil truk, setelah itu pengungsi Rohingya itu rencananya diduga diangkut lagi ke negara Malaysia.

“Kita menemukan fakta bahwa kapal yang digunakan untuk menjemput pengungsi Rohingya dari perairan Andaman ini milik nelayan di Aceh Selatan dengan nama KM Bintang Reseki,” ujarnya.

Saat ini Polda Aceh sudah menetapkan 8 orang DPO yang terlibat dalam kasus ini. Sementara 3 orang yang merupakan warga Aceh Selatan yang memiliki peran membeli kapal hingga penjemput di darat sudah ditangkap.

“Kita indikasikan ada 8 DPO yang terlibat. Kemudian 3 orang yang merupakan warga Aceh yang diduga juga terlibat sudah kita amankan,” katanya.

Ketiga orang itu yakni berinisial FB bertugas sebagai penunggu Rohingya di tepi pantai Desa Lhong Beurawe, Kecamatan Labuhan Haji, Aceh Selatan. Kemudian AB dan ILH berperan untuk mencari dan membeli boat pukat untuk mengangkut pengungsi Rohingya dari tengah laut.

Saat ini, Polda Aceh masih menyelidiki kasus dugaan perdagangan orang itu termasuk biaya yang dikeluarkan pengungsi Rohingya tersebut hingga bayaran yang diterima oleh tiga warga Aceh yang terlibat dalam kasus ini.

“Tentu ada putaran uang yang cukup besar beredar di situ, kita menduga ini adalah sindikasi,” ujarnya.

Sebelumnya, ratusan pengungsi Rohingya terlihat di perairan Aceh Selatan pada Jumat pagi 18 Oktober 2024 dengan menggunakan kapal milik nelayan Labuhan Haji, Aceh Selatan. Namun mereka tak diizinkan untuk mendarat ke tepi pantai.