Sosok Kolonel Inf Wahyo Yuniartoto, Calon Ajudan Prabowo yang Gantikan Mayor Teddy
- Instagram @wahyo.yuniartoto
Jakarta, VIVA – Mayor Inf Teddy Indra Wijaya resmi diangkat menjadi Sekretaris Kabinet (Seskab) oleh Presiden Subianto.
"Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya," kata Prabowo saat membacakan daftar Menteri Kabinet Merah Putih di Istana, Minggu, 20 Oktober 2024.
Kolonel Infanteri Wahyo Yuniartoto dari TNI AD digadang-gadang menjadi calon Ajudan Prabowo Subianto menggantikan Mayor Teddy Indra Wijaya.
Selain Wahyo Yuniartoto diketahui ada beberapa calon lain yang menjadi ajudan Presiden Prabowo, Kolonel Anton dari TNI AU dan Letkol Romi dari TNI AU.
Meskipun belum ada keterangan resmi dari Sekretariat Militer Presiden, namun dalam siaran pers Istana Negara, Presiden Prabowo Subianto akan mendapatkan empat ajudan yang terdiri dari TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Polri.
Profil dan Rekam Jejak Kolonel Inf Wahyo Yuniartoto
Wahyo Yuniartoto lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada 18 Juni 1979 lulus di Akademi Militer (Akmil) pada 2001 dari kecabangan Infanteri Baret Merah berpangkat kolonel.
Sosoknya yang tegas dan sering memberikan motivasi, ia kemudian dijuluki The Sun atau Bapak Matahari, bukan hanya itu, ia juga berprestasi di olahraga bela diri.
Ia pernah dipercaya untuk menjadi Manajer Timnas Pencak Silat Indonesia pada kejuaraan Dunia di Malaysia 2022 dan SEA Games 2023 di Kamboja.
Soal pendidikannya, Wahyo Yuniartoto mengambil pendidikan tingginya di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Terbuka (UT) lulus 2013, kemudian prajurit Kopassus itu melanjutkan pendidikan S2 di Strategi Pertahanan Darat Universitas Pertahanan (Unhan).
Dalam karier militernya, perwira TNI AD itu mengawali kariernya sebagai Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) pada tahun 2001 dan dua tahun kemudian bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Masih di 2003, dipercaya menjadi Komandan Peleton 2 di Kompi Kalajengking 3, Batalyon 11 Grup 1 Kopassus hingga kemudian menjadi Komandan Peleton 1 Kopassus di 2005.
Seiring waktu, Wahyo beralih ke berbagai posisi yang semakin menantang, termasuk sebagai Perwira Seksi Operasi Batalyon 11 Grup 1 Kopassus pada 2006.
Kariernya makin meluas, pada 2011, Wahyo bergeser ke ranah intelijen dengan menjadi Perwira Seksi Intelijen Grup 1 Kopassus. Setahun kemudian, ia dipercaya sebagai Kepala Seksi Intelijen Grup 2.
Hingga akhirnya jabatan sebagai Wakil Komandan Batalyon 21 berhasil diraihnya pada 2013 dan setahun kemudian dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Detasemen Markas (Dandenma) Grup 2.
Pengalaman Wahyo tidak terbatas pada tugas lapangan dan intelijen. Pada 2015, ia berperan sebagai Ketua Tim Pelatih di Sekolah Raider Pusdiklatpassus Kopassus.
Keinginannya untuk terus belajar dan berkembang terlihat ketika ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) pada 2016. Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut, Wahyo kembali berkontribusi sebagai Pejabat Sementara Ketua Tim Pelatih Gumil/Tih di Pusdiklatpassus.