Presiden Jokowi Kutuk Keras Serangan Israel ke UNIFIL
- Setpres
Aceh, VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke markas pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di (UNIFIL) di Naqoura, Lebanon Selatan, sejak 10 Oktober lalu. Menurutnya, serangan Israel kepada pasukan perdamaian merupakan tindakan melanggar hukum internasional.
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel baik ke Gaza, baik ke Lebanon, dan yang terakhir ke Unifil di Lebanon," ujar Jokowi kepada wartawan di Aceh, Selasa, 15 Oktober 2024.
Kepala Negara menambahkan bahwa Israel tak seharusnya menyerang pasukan perdamaian hingga luka-luka parah. "Mengutuk keras, nggak boleh itu, yang namanya pasukan perdamaian kok ikut-ikutan diserang, ada yang luka lagi," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) telah melaporkan bahwa mereka mengamati pelanggaran yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terhadap personel dan posisinya di Lebanon selatan.
"Pagi ini, pasukan penjaga perdamaian di posisi PBB di Ramyah mengamati tiga peleton tentara IDF melintasi Garis Biru ke Lebanon," kata UNIFIL dalam sebuah pernyataan.
"Sekitar pukul 4:30 pagi, saat pasukan penjaga perdamaian berada di tempat perlindungan, dua tank Merkava IDF menghancurkan gerbang utama posisi tersebut dan memasuki posisi tersebut secara paksa. Mereka meminta beberapa kali agar pangkalan itu mematikan lampunya," tambahnya, dikutip dari Middle East Monitor, Selasa, 15 Oktober 2024.
Serangan tersebut mengakibatkan cedera pada 15 pasukan penjaga perdamaian, beberapa di antaranya mengalami iritasi kulit akibat asap dari beberapa peluru yang ditembakkan ke lokasi tersebut.
UNIFIL menggambarkan serangan Israel sebagai pelanggaran yang "mengejutkan" dan telah meminta klarifikasi dari tentara Israel terkait insiden tersebut.
"Tentara pendudukan Israel meninggalkan lokasi tersebut 45 menit kemudian, setelah UNIFIL memprotes melalui mekanisme penghubung kami, dengan mengatakan bahwa kehadiran IDF membahayakan pasukan penjaga perdamaian," lanjutnya.