Jadikan Sepeda Motor sebagai Sarana Transportasi Bidan di Pedesaan
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Flores, VIVA — Mansetus, lahir pada 5 Januari 1976 di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, adalah sosok yang peduli terhadap permasalahan kesehatan di daerah terpencil.
Kini, ia tinggal di Kota Sau I, Kelurahan Sarotari, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Rumahnya tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, melainkan juga sebagai kantor Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) yang ia dirikan pada tahun 2002.
Keunikan dari Mansetus terletak pada kepeduliannya terhadap pelayanan kesehatan di pedesaan. Ia menyadari bahwa akses kesehatan, khususnya bagi ibu dan anak, sangat terbatas di wilayah yang sulit dijangkau.
Sebagai seseorang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang kesehatan, kepedulian Mansetus justru muncul dari pengamatannya terhadap kondisi di lapangan.
Dilansir dari E-Booklet 13th SATU Indonesia Awards 2022, melalui diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion atau FGD) tentang kondisi kesehatan ibu dan anak pada bulan Juli 2002, ia terlibat bersama para petugas kesehatan dan penyuluh keluarga berencana di Kabupaten Flores Timur.
Dalam diskusi tersebut, terungkap bahwa banyak ibu dan bayi meninggal dunia karena terlambat mendapatkan pertolongan medis.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sarana transportasi yang dimiliki para petugas kesehatan, sehingga mereka tidak dapat tiba tepat waktu untuk memberikan bantuan.
Menyadari masalah ini, Mansetus muncul dengan ide brilian untuk mengembangkan Program Manajemen Sarana Transportasi yang dirancang untuk mengurangi kerusakan dan mempercepat pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan.
Langkah nyata yang dilakukan Mansetus adalah mendirikan Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS), yang memiliki misi menyediakan sarana transportasi bagi para tenaga medis di daerah terpencil.
Ia membeli 13 sepeda motor yang kemudian diberikan kepada para bidan desa dan petugas kesehatan yang tersebar di lima kecamatan di Flores Timur.
Sepeda motor ini memungkinkan para petugas untuk bergerak lebih cepat dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat.
Untuk memastikan kendaraan tersebut selalu dalam kondisi prima, Mansetus juga mendirikan sebuah bengkel yang bertugas merawat sepeda motor setiap kali sudah menempuh jarak 2.000 kilometer.
“Tujuannya sederhana, agar para bidan dan tenaga kesehatan selalu siap siaga saat kondisi darurat,” ujar Mansetus. “Kepuasan dan senyuman warga yang terbantu adalah kebahagiaan bagi kami,” tambahnya
Dengan program ini, Mansetus tidak hanya memberikan solusi praktis dalam masalah transportasi kesehatan di pedesaan, tetapi juga meningkatkan keselamatan ibu dan anak di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa kepedulian dan tindakan nyata, meski sederhana, dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat di daerah terpencil.