Penutupan MTQN di Samarinda, Momen Bersejarah yang Masuk Rekor MURI
- Istimewa
Jakarta, VIVA - Acara penutupan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXX di Samarinda, Kalimantan Timur pada Minggu, 15 September 2024 dinilai jadi momen bersejarah. Sebab, disuguhi penampilan spektakuler dari 500 drone yang menerangi langit malam Samarinda.
Selain berhasil menghibur ribuan penonton yang hadir, namun penutupan MTQ itu juga mencatatkan prestasi baru dengan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Formasi lafaz Allah dan Muhammad yang ditampilkan ratusan drone jadi yang terbesar pernah dibuat di Tanah Air. Suguhan tersebut menambah kesan monumental pada acara keagamaan terbesar di Tanah Air ini.
Kesuksesan pertunjukan itu tak terlepaskan dari CEO Clovertec, Mei dengan bantuan sejumlah pihak. Mei berhasil mempersembahkan inovasi teknologi yang menggabungkan Art dan teknologi juga kesakralan ajaran agama dalam bentuk pertunjukan udara.
“Saya sangat bersyukur bisa berkontribusi dalam momen besar ini, terlebih dengan memecahkan rekor nasional untuk formasi lafaz Allah dan Muhammad terbesar. Ini adalah sebuah pencapaian,” kata Mei dalam keterangannya, Rabu, 18 September 2024.
Mei berkolaborasi dengan dapat dukungan dari Donny Priwardhana, CEO Visual Rangers Indonesia, yang sudah lama berkecimpung dalam penyelenggaraan acara besar.
Donny dan timnya terlibat penuh dalam mendesain program, pengaturan formasi, hingga eksekusi pertunjukan drone yang rumit tersebut. Selain itu, ada tanggungjawab lain seperti proses kreatif tari kolosal 500 penari dengan balutan tehnologi hologram, augmented reality dan video mapping pada opening dan closing MTQN XXX.
Dia bilang kolaborasi ini bukan hanya soal teknologi tapi juga membawa pesan spiritual yang kuat melalui visual yang indah. "Teknologi drone memberikan kesempatan baru untuk menyampaikan pesan dalam bentuk yang lebih kreatif dan menyentuh,” ujar Donny.
Pertunjukan drone yang menampilkan lafaz Allah dan Muhammad merupakan hasil kerja keras selama satu bulan penuh mulai pembuatan sketsa, pemrograman formasi, hingga pengujian teknis.
Mei menceritakan persiapan di lapangan membutuhkan waktu tiga hari dengan uji coba intensif yang dilakukan sehari sebelum acara. Meski sempat menghadapi tantangan terkait pergerakan satelit yang memengaruhi sinyal dan pergerakan drone, pertunjukan utama pada malam penutupan berjalan sempurna tanpa satu pun drone yang mengalami kegagalan.
“Alhamdulillah, semua berjalan sesuai harapan. Ini adalah bukti bahwa teknologi drone bisa membawa perubahan besar dalam industri hiburan karena pertunjukan drone adalah pertunjukan yang sangat ramah lingkungan," jelas Mei.
Dia menyampaikan pertunjukan drone lebih menarik dibanding pesta kembang api. Ia mengatakan demikian karena melalui pengoptimalan teknologi, pertunjukan drone juga jadi semakin aman. "Dan pertunjukan drone merupakan gabungan dari teknologi dan seni ntuk membuat kemegahan serta mendorong kreatifitas generasi muda di Indonesia,” lanjut Mei.
Sementata, Ketua Regional Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) Kaltimtara, Ismail Fahmy Almadi, mengatakan, pertunjukan penutupan MTQN di Samarinda juga jadi momen edukasi bagi generasi muda. Kata dia, banyak mahasiswa teknik lingkungan yang terlibat dalam proses persiapan dan pelaksanaan.
Selain itu, mereka juga belajar langsung tentang penggunaan teknologi drone dalam skala besar.
“Meski sempat menghadapi kendala bahasa dengan tim teknis dari Singapura, kami berhasil mengatasi semua tantangan dan menampilkan pertunjukan yang tidak hanya indah, tetapi juga aman dan sesuai rencana,” jelas Ismail.
Adapun formasi-formasi drone tak hanya menampilkan lafaz Allah dan Muhammad, tetapi juga berbagai simbol lainnya, seperti logo MTQ dan burung Garuda yang mengepakkan sayapnya di langit Samarinda. Ribuan penonton yang hadir dibuat terpesona melihat perkembangan teknologi yang mampu menghadirkan hiburan visual dalam bentuk modern dan futuristik.