Sambangi Istana, Pimpinan Muhammadiyah Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir.
Sumber :
  • VIVA/Cahyo Edi

Jakarta, VIVA - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyambangi Istana Negara, Jakarta Pusat pada Selasa, 17 September 2024. Tak sendiri, Haedar ditemani oleh beberapa petinggi Muhammadiyah lainnya untuk mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Hari ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah saya berlima ya. Saya, Pak Abdul Mu'ti, Pak Muhajir, Pak Sa'ad Ibrahim dan Pak Anwar Abbas bersilaturahmi kepada Presiden Jokowi. Ini momentum yang sangat penting," kata Haedar.

Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir, usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka.

Photo :
  • VIVAnews/ Agus Rahmat.

Pertemuan Muhammadiyah dengan Jokowi diadakan secara tertutup. Haedar mengaku Pimpinan Muhammadiyah menyampaikan penghargaan dan berterima kasih kepada jajaran Menteri Jokowi yang telah mendukung organisasinya.

"Untuk menyampaikan penghargaan, penghormatan dan terima kasih PP Muhammadiyah kepada Presiden Joko Widodo, yang bersama kabinet dan jajaran pemerintahan dalam dua periode ini bekerja sama, saling mendukung untuk program-program Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan berbagai program lain, yang Alhamdulillah berjalan dengan baik," kata dia.

Haedar menilai bentuk kerja sama PP Muhammadiyah dengan pemerintah sebagai salah satu untuk mewujudkan tradisi bangsa Indonesia dengan mengedepankan kebaikan serta keagamaan.

Adapun, program kerja sama PP Muhammadiyah dengan pemerintah dilakukan hingga ke kawasan terjauh, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua.  

"Dan, tentu kami sebagai ormas masyarakat keagamaan yang diajarkan untuk bekerjasama dalam kebaikan, dan juga sebagai wujud dari tradisi bangsa Indonesia, selalu untuk mengedepankan terima kasih. Kami menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan dukungan selama ini. Program-program yang kerja sama Muhammadiyah dengan pemerintah itu cukup positif sampai ke kawasan-kawasan terjauh, terdepan, dan tertinggal di Papua, NTT, dan seterusnya," imbuhnya.