Mohammad Hatta Jadi Wakil Presiden yang Gemar Baca dan Tak Pernah Lepas dari Buku

Mohammad Hatta
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Mohammad Hatta, Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, dikenal sebagai sosok yang gemar membaca dan tidak pernah bisa lepas dari buku. Kecintaannya terhadap literasi sudah terlihat sejak kecil dan terus terbawa hingga masa dewasa.

Fakta-fakta mengenai kegemarannya ini terungkap dalam buku Tokoh Indonesia yang Gemar Baca Buku karya Eri Sumarwan, yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada tahun 2017.

1. Awal Perkenalan Hatta dengan Buku

Mohammad Hatta

Photo :
  • s88884372.onlinehome.us

Orang yang pertama kali mengenalkan Hatta dengan buku adalah pamannya, Mak Etek Ayub. Saat itu, Hatta masih bersekolah di Prins Hendrik School. Pamannya membawa Hatta ke sebuah toko buku bernama Antiquariaat dan membelikan tiga buku. Buku-buku tersebut adalah Staathuishoudkunde dua jilid, De Socialisten enam jilid, dan Het Jaar 2000.

Buku Het Jaar 2000 karya Bellamy, adalah buku pertama yang dibaca Hatta hingga selesai hanya dalam dua hari. Dia membaca dengan semangat pada malam hari hingga tengah malam, lalu melanjutkannya keesokan harinya hingga tamat.

2. Jadwal Membaca dan Koleksi Buku

Mohammad Hatta

Photo :
  • Istimewa

Hatta memiliki jadwal ketat untuk membaca dan menulis. Buku-buku mata pelajaran biasanya ia baca pada malam hari, sementara buku-buku roman atau buku tambahan untuk memperluas wawasan dibacanya sore hari setelah pukul 16.00 atau 16.30.

Rutinitas membaca ini membuatnya tumbuh menjadi sosok yang intelektual, produktif dan terstruktur. Meskipun sesekali ia menyisipkan kegiatan lain seperti bermain sepak bola dan catur.

Saat kuliah di Belanda, Hatta berhasil mengumpulkan sekitar 8.000 judul buku, yang menjadi sumber pengetahuannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Selain buku, Hatta juga merupakan pembaca setia dua surat kabar terkemuka dari Jakarta, yaitu Oetoesan Hindia dan Neratja. Kebiasaannya membaca surat kabar ini dimulai ketika ia duduk di kelas 2 Mulo.

3. Selama Masa Pengasingan

Mohammad Hatta

Photo :
  • Istimewa

Selama masa pengasingannya di Banda Neira dan Boven Digul, Hatta menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca dan menulis.

Sebelumnya, Hatta meminta izin untuk membawa buku-bukunya kepada Belanda. Beruntungnya, Belanda memberikan izin, Hatta kemudian diberi waktu tiga hari untuk mengemas 16 peti buku miliknya.

Sementara itu, Hatta hanya membawa satu koper pakaian, menegaskan betapa besar kecintaannya pada buku.

Namun, 16 peti buku yang hendak dibawa selama pengasingan terpaksa tidak dilakukan karena tidak adanya ruang yang cukup dalam kendaraan untuk memuat peti-peti buku tersebut.

4. Kutipan Terkenal dan Mas Kawin Unik 

Mohammad Hatta dan Rahmi Rachim

Photo :
  • Istimewa

Saking besar kecintaan Hatta terhadap buku, terdapat salah satu kutipannya yang terkenal di kalangan pegiat literasi yaitu, "Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas."

Bahkan setelah Indonesia merdeka, Hatta menikahi Rahmi Rachim dengan mas kawin yang cukup unik. Hatta memilih buku yang ditulisnya selama masa pengasingan, berjudul Alam Pikiran Yunani, sebagai mas kawin. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan dalam momen penting seperti pernikahan, Hatta tetap tidak bisa dipisahkan dari buku dan dunia literasi.