Pengamat Ungkap Ruang Gerak Anies Sempit Jika Jadi Cagub Jakarta Sebagai Kader Partai

Anies Baswedan, kembali menjadi sorotan setelah spekulasi mengenai kemungkinan dirinya bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) semakin kuat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA – Seorang pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi  menyoroti kemungkinan sempitnya ruang gerak Anies Baswedan jika ia maju sebagai calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta di bawah naungan partai politik.

Hal ini menyusul sinyal besar yang dikirimkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait rencana pengusungan Anies dalam Pilkada Jakarta. Nama Anies kian santer disebut akan diusung oleh PDIP bersama dengan Rano Karno, namun hingga tulisan ini dibuat, PDIP belum juga memberikan deklarasi resmi atas dukungan tersebut.

Sebelumnya PDIP memberikan syarat kepada Anies untuk menjadi kader partai jika ingin maju dalam Pilkada. Hal ini dianggap sebagai upaya untuk mengamankan posisi Anies dalam dinamika politik yang semakin ketat.

Anies Baswedan.

Photo :
  • ANTARA Foto

Komarudin Watubun, Ketua DPP PDIP, mengatakan bahwa alasan khusus yang diberikan Anies ini karena kader partai dinilai harus loyal terhadap rakyat, bukan kepada partai, dan bahwa PDIP hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan nasional.

"Yang kita harapkan memang harus (Anies) menjadi kader partai. Karena kita berpengalaman. Yang kita kaderkan saja bisa berkhianat, apalagi yang tidak dikaderkan," ujar Komarudin, di Jakarta Pusat, Selasa 20 Agustus 2024.

Namun, terdapat kekhawatiran bahwa langkah ini justru akan mempersempit ruang gerak Anies, yang selama ini dikenal sebagai figur yang independen.

“Kalau misalnya Anies maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dengan masuk sebagai kader partai, itu juga bisa menyempitkan ruang gerak Anies,” kata Burhanuddin, dilansir dari Youtube tvOne pada Selasa 27 Agustus 2024.

Burhanuddin menekankan bahwa meskipun mendapatkan dukungan dari konstituen PDIP di Jakarta adalah penting, hal itu saja tidak cukup untuk memastikan kemenangan dalam Pilkada.

Anies Baswedan dinilai perlu memperluas dukungan dengan membuat dirinya lebih diterima secara inklusif, terutama oleh kader-kader partai lain.

Namun, hingga saat ini, Anies terlihat enggan untuk bergabung secara formal dengan partai politik mana pun, termasuk PDIP. Artinya, sikap Anies dinilai kurang sempurna untuk bisa memenangkan kontestasi politik ini.

"Tidak cukup menang hanya dengan mendapatkan dukungan dari konstituen PDIP di Jakarta, perlu memperluas lebih inklusif diterima terutama oleh kader partai lain, dan sejauh ini Anies terlihat tidak ingin masuk secara formal dalam partai mana pun," ujar Burhanuddin.

Dengan situasi yang masih belum jelas, para pendukung Anies dan pengamat politik terus memantau perkembangan lebih lanjut, menunggu apakah PDIP benar-benar akan mengusung Anies dan bagaimana hal tersebut akan memengaruhi strategi politiknya ke depan.