Hanum Rais Buat Surat Terbuka untuk Kaesang Pangarep dan Erina Gudono: Kami Sakit Hati
- VIVA/Cahyo Edi
Jakarta VIVA - Mantu Jokowi, Erina Gudono menjadi trending topic di platform X selama beberapa hari belakangan ini. Istri Kaesang Pangarep ramai dibahas netizen usai pamer kemewahan babymoon di Amerika Serikat.
Erina Gudono mengunggah foto di dalam pesawat private jet Gulfstream, makan sushi ratusan juta, roti seharga Rp 400 ribu hingga belanja stroller bayi setara harga vespa matic, yaitu Ro 30 juta. Aksi foya-foya itu Erina pertontonkan di unggahan Instagram Story.
Aksi flexing Erina Gudono menyulut kemarahan publik. Tiktokers Mita Boenjamin menilai Puteri Indonesia itu tak berempati. Erina dan Kaesang asyik santai sementara seluruh lapisan masyarakat bersatu melakukan aksi demo dalam upaya mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) agar tidak diobrak-abrik oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Nama Erina Gudono masuk daftar trending di X karena netizen membicarakan bahwa Erina bau ketiak. Sontak Erina menjadi bulan-bulanan netizen karena isu tersebut.
Tak hanya Mita Boenjamin, Hanum Rais juga membuat surat terbuka untuk Kaesang Pangarep dan Erina Gudono perihal gaya hedonisme yang mereka perlihatkan saat pelesiran di negeri Paman Sam. Penulis buku "99 Cahaya di Langit Eropa" menyinggung unggahan Erina Gudono yang berbanding terbalik dengan penderitaan rakyat.
Hanum Rais membacakan surat terbuka tersebut dibubuhi tangkapan layar dari berbagai media online yang menampilkan berita-berita yang dihadapi masyarakat tanah air. Mulai dari terlilit pinjaman online, judi online, kesulitan bayar UKT mahal, hingga kemiskinan dan gizi yang jauh dari standar.
Kondisi itu dikomparasi dengan gaya hedon Dinasti Raja Jawa. Tak hanya Erina Gudono, Selvi Ananda juga menggunakan barang-barang dari rumah mode ternama dengan harga fantastis.
Berikut isi surat terbuka dari putri Amien Rais untuk putra bungsu dan menantu Jokowi.
Surat terbuka untuk Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang tengan melukai gerakan rakyat hari ini dengan pamer kemewahan dan hidup hedonisme di Amerika Serikat
Mba dan Mas, jutaan pemuda-pemudi Indonesia saat ini hidupnya terseok-seok. Ada yang terjerat pinjol, judol, hingga akhirnya mengakhiri dan mencabut nyawanya sendiri.
Ada yang pintar bahkan jauh lebih pintar dari Anda dan saya tapi gak punya nafas untuk bayar UKT karena bapak ibunya hanya buruh cuci dan tukang bangunan.
Ada yang berdarah-darah belajar biar lulus ujian tapi berhari-hari listrik dan airnya mati.
Ada yang pontang-panting Mbak Mas cari biaya nikah, ngutang ngemplang sana sini.
Ada yang berjibaku cari KPR untuk anak istri biar punya rumah sempit. Rumah sempit setara 25 meter aja.
Ada yang tiap malam bersimpuh menangis di atas sajadah berharap impiannya jadi pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ada yang menunggu orang tuanya di rumah sakit bangsal kelas tiga terus tepok jidat, eh BPJS-nya telat dibayar.
Oh ya Mbak Erina, ada yang hamil seperti Mbak Erina namun jangankan beli stroller Mbak, jangankan naik private jet buat baby moon, beli asam folat seharga 10 ribu saja dia tidak mampu.
Ada yang baru saja bersalin tapi dia nangis lebih kencang dari bayinya karena tahu begitu lahir dia nanggung utang bapakmu Rp 14.000 Triliun.
Ada yang pagi ini sarapan nasi garam dan cemas perutnya siang nanti makan apa.
Jangankan makan sehelai roti seharga 400 ribu seperti Anda, mereka pergi ke toilet saja bingung apa yang dikeluarkan dari perutnya.
Di hari ini kami bergerak karena nurani kami dijadikan kain pel. Hukum dicabik-cabik oleh bapak Anda dan antek-anteknya di DPR.
Kamu dan suamimu mempertontonkan kemewahan dan hedonisme di Amerika Serikat.
Sambil mungkin dalam hati Mas Kaesang membatin "Heri kalian budak-budakku gelarkan karpet merah untuk jabatan gubernurku."
Sakit Mbak, sakit hati kami.
Kamu mencemooh kami, para kelas pekerja dan kelas tergopoh-gopoh ini yang tengah memperjuangkan nasibnya dengan aksi flexing-mu.
Kalian gak punya hati, gak punya empati, gak punya kepekaan bahkan secara sadar dan intensi.
Kalian sungguh-sungguh melukai perjuangan kami hari ini. Kami tandai.