Menkes Budi Jenguk Ayah dari Dokter Korban Dugaan Perundungan di RS Kardinah

Menkes Budi Kunjungi Ayah dari Dokter Peserta PPDS Undip di RS Kardinah Tegal
Sumber :
  • Tri Handoko

Tegal, VIVA – Kasus kematian Dokter ARL, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, terus menjadi sorotan publik. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bahkan turun langsung memberikan perhatian khusus pada kasus ini karena diduga ada perundungan yang membuat korban bunuh diri.

Sebagai bentuk empati dan kepedulian, Menkes Budi Gunadi Sadikin secara mendadak menjenguk Muhammad Fakhuri, ayah almarhumah Dokter ARL, yang tengah dirawat intensif di RSUD Kardinah Kota Tegal, Jawa Tengah. Kondisi kesehatan ayah Dokter ARL yang memburuk diduga akibat duka mendalam atas kepergian anaknya.

Menanggapi kondisi tersebut, Menteri Kesehatan langsung mengambil tindakan dengan merujuk Bapak Fakhuri ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Proses evakuasi medis ini difasilitasi langsung oleh Kementerian Kesehatan.

Dokter RSUD Kardinah peserta PPDS Undip dimakamkan di TPU Mbah Panggung, Kota Tegal, Jawa Tengah

Photo :
  • Tri Handoko

"Alhamdulillah, setelah tau kondisi bapak almarhumah sakit. Pak menteri respons dan merujuk bapak almarhumah ke Rumah Sakit DR Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan difasilitasi oleh Kemenkes. Tadi malam beliau (ayah dokter ARL) langsung dibawa ke Jakarta," kata Susyanto, Senin (19/08/2024) pagi.

Bersamaan dengan kunjungan Menteri Kesehatan, tim investigasi dari Kementerian Kesehatan juga melakukan penyelidikan mendalam di kediaman almarhumah Dokter Aulia. Tim ini berfokus pada pengumpulan data terkait dugaan kasus perundungan yang sedang viral di media sosial.

Susyanto SH MH, kuasa hukum keluarga almarhumah, mengkonfirmasi bahwa tim investigasi telah meminta berbagai data yang relevan. "Kami telah menyerahkan semua data yang diminta. Tujuannya adalah untuk membantu mengungkap kebenaran di balik kasus ini," ungkap Susyanto.

Selain Kementerian Kesehatan, pihak kepolisian dari Polrestabes Semarang juga telah melakukan penyelidikan. Bahkan, jumlah anggota kepolisian yang datang untuk meminta keterangan keluarga lebih banyak dibandingkan tim investigasi Kemenkes.

"Hingga saat ini, yang belum datang hanya pihak dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)," tambah Susyanto. (Tri Handoko/Tegal)