Duka Mendalam, JK Kenang 2 Jam Bersama Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar

Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengatakan turut berduka cita atas tewasnya salah satu pemimpin Hamas paling Ismail Haniyeh di Iran.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA - Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) menyampaikan duka cita yang mendalam atas tewasnya pimpinan Hamas yang paling berpengaruh, Ismail Haniyeh di Iran.

Jusuf Kalla pberharap dengan meninggalnya Ismail Haniyeh, tidak berpengaruh dan tidak meredupkan perjuangan perdamaian Palestina, dan perjuangan juga harus tetap berjalan. 

"Mudah-mudahan ini dapat tercapai, walaupun perang demikian kerasnya di sana, kita berdoa semua agar arwah beliau diterima di sisi-Nya dan kedamaian akan dicapai di Palestina," ujar Jusuf Kalla dalam keterangannya Rabu 31 Juli 2024. 

Jusuf Kalla mengaku pernah bertemu dengan Ismail Haniyeh di Doha, Qatar. Di mata JK, Ismail Haniyeh tak hanya seorang pemimpin politik Hamas, tapi juga pejuang kemerdekaan Palestina.

Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Hamas Ismail Haniye di Doha, Qatar pada Jumat sore

Photo :
  • Antara/HO-Tim Media JK

Dalam pertemuannya dengan Haniyeh terdahulu, Jusuf Kalla mengaku berdiskusi membahas perdamaian Palestina selama dua jam. "Saya pertama kali bertemu di sana dan diterima dengan baik, kita berdiskusi selama dua jam bagaimana perdamaian Palestina dan dunia Islam keseluruhan," ujarnya. 

Ismail Haniyeh tewas terbunuh di Teheran, Iran, pada Rabu 31 Juli dini hari waktu setempat.

Tewasnya pemimpin humas Ismail Haniyeh menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi yang lebih luas di wilayah yang diguncang oleh perang Israel di Gaza dan konflik yang memburuk di Lebanon.

Garda Revolusi Iran mengonfirmasi kematian beberapa jam setelah Ismail Haniyeh menghadiri upacara pelantikan presiden baru negara Iran, Garda Revolusi Iran mengatakan sedang menyelidikinya.

Ismail Haniyeh dilaporkan tewas usai menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya dalam serangan rudal yang menghantam kediamannya.

Kantor berita Iran Fars News mengabarkan Haniyeh berada di Teheran setelah hadir dalam pelantikan Pezeshkian Selasa 30 Juli 2024, Ismail Haniyeh tewas akibat 'serangan rudal yang diluncurkan dari udara'.

"Haniyeh, yang datang ke Iran untuk menghadiri seremoni pelantikan presiden, sedang tinggal di salah satu kediaman khusus veteran perang di Teheran bagian utara, ketika dia menjadi martir oleh sebuah rudal yang diluncurkan dari udara," ujar berita Fars dalam laporannya.

Dalam laporan tersebut, tidak disebutkan siapa pelaku di balik serangan rudal yang menewaskan Ismail Haniyeh, namun Hamas dalam pernyataan yang dikutip Associated Press menyebut Ismail Haniyeh terbunuh karena 'serangan udara Zionis', yang merujuk ke Israel.

Laporan Associated Press mengatakan bahwa Hamas juga menjelaskan bahwa Haniyeh terbunuh "dalam serangan udara Zionis di kediamannya di Teheran" setelah dia menghadiri pelantikan Pezeshkian sebagai Presiden baru Iran, bersama dengan para pejabat Hamas lainnya dan para pejabat dari kelompok Hizbullah.

"Hamas menyatakan kepada rakyat besar Palestina dan rakyat negara-negara Arab dan negara-negara Islam, serta seluruh rakyat yang bebas di dunia, saudara pemimpin Ismail Haniyeh telah menjadi martir," demikian pernyataan singkat Hamas mengonfirmasi kematian Haniyeh pada Rabu 31 Juli 2024. 

Dalam keterangan lainnya, Hamas mengutip ucapan Haniyeh yang menyebut perjuangan Palestina memiliki 'harga' dan 'kami siap menanggung harga ini, ‘mati syahid demi Palestina, dan demi Tuhan Yang Maha Kuasa, dan demi martabat bangsa ini'.

Sementara hingga kini militer Israel maupun kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu belum memberikan komentar resmi atas serangan tersebut.