Tim SAR Stop Pencarian Kapal BTS Bakti Hilang di Papua, Nasib 12 Orang Kru Belum Jelas
- ANTARA
Jakarta - Direktur Operasi Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Edy Prakoso menyatakan operasi pencarian kapal pengangkut material bahan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia yang hilang di Papua resmi dihentikan pada Sabtu, 27 Juli 2024.
Penghentian operasi dilakukan setelah tim personel gabungan dari Kantor SAR Timika, TNI dan Polri daerah setempat tak kunjung menemukan tanda-tanda keberadaan kapal dan para penumpangnya meski sudah berusaha maksimal selama tujuh hari penuh sejak operasi pencarian dan pertolongan dimulai pada 19 Juli.
"Dengan catatan jika di kemudian hari ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal ataupun tanda-tanda dari para penumpang maka operasi SAR akan dimulai kembali," kata Edy dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.
Untuk itu pula menurutnya, tim siap untuk mengumpulkan dan menindaklanjuti segala informasi dari warga setempat yang berkaitan dengan keberadaan kapal landing ship tank (LCT) Citra XX dengan fisik berwarna putih, bervolume 245 GT yang hilang itu demi memperbesar kemungkinan dapat ditemukan.
Basarnas menerima laporan terkait kapal LCT Citra XX yang hilang kontak saat dalam perjalanan dari Timika ke Lokpon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (26/7).
Kapal dengan 12 kru pelayaran itu membawa bahan pembangunan Base Transceiver Station BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia dengan tujuan ke Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan dan dijadwalkan tiba pada 18 Juli.
Sejak laporan diterima hingga selama tujuh hari setelahnya pada 26 Juli tim SAR gabungan terus melakukan pencarian secara intensif.
Mulai dari kapal angkutan perang KRI Teluk Lada 521 hingga helikopter Super Puma, Pesawat Boeing pengintai 737-200 milik TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara sudah dikerahkan menyusuri wilayah perairan laut Timika - Yahukimo, Papua Pegunungan. Bahkan jangkauan pencarian diperluas menjangkau perairan Dobo, Asmat, Papua Selatan.
Kantor SAR Timika menghimpun dari ke-12 kru kapal tersebut diketahui bernama Dedi Irawan (mualim), M Arif Efendi, Haikal, Rusli, Agiera, Nimrot, Lukman Hakim, Samsudin, Asmoro, Suherman, Alhakim dan Junaidi (selaku nakhoda) sampai saat ini belum diketahui nasib dan keberadaannya. (ant)