Pemkab Jayapura Berikan Insentif Tenaga Kesehatan Rp2,2 Miliar Per Tahun

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aman Hasibuan (Papua)

VIVA – Pemerintah Kabupaten Jayapura, Papua, melalui Dinas Kesehatan tahun ini mengalokasikan anggaran Rp2,2 miliar bagi tenaga kesehatan dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang bertugas di seluruh Puskesmas

Pemberian insentif tersebut sebagai bentuk perhatian dan keseriusan Pemkab Jayapura dalam meningkat pelayanan kesehatan di tengah-tengah masyarakat. 

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang mengatakan, insentif yang diberikan kepada tenaga kesehatan merupakan salah satu kebijakan Pemkab Jayapura dalam upaya meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas pada masyarakat.

“Jadi dokter kita dengan tenaga kesehatan lainnya selalu ada di 22 Puskesmas sampai di Airu dan Pagai. Kemarin kami telah melakukan evaluasi dokter ada semua Puskesmas ya, kita dukung mereka dengan intensif daerah. Kemarin saya sudah cek di keuangan sampai bulan Mei 2024 sudah terbayarkan,” jelas Edward Sihotang, Kamis 25 Juli 2024.

Ia menegaskan, pemberian insentif ini tetap berjalan lancar, apabila tidak berjalan lancar dikhawatirkan dokter tidak hadir di tempat. 

“Dokter di seluruh Puskesmas ada ya, dan ada beberapa Puskesmas yang lebih dari dua dokter, tetapi ini belum cukup mengingat pasien yang banyak. Di Puskesmas wilayah satu misalnya dokter poli dan UGD itu dokter harus bisa maksimal sebab di poli-poli wilayah satu sudah diwajibkan setiap poliklinik itu wajib satu dokter,” katanya. 

Edward menambahkan, untuk Puskesmas yang daerah sulit insentif yang diberikan kepada petugas kesehatan Rp400.000 per bulan, sedangkan untuk dokter insentif diberikan bervariasi dilihat dari wilayah pembangunan seperti di kota sampai Airu berbeda nilainya.

“Yang paling besar itu insentif dokter Kabupaten Jayapura di Puskesmas Airu dan Pagai sekitar Rp7.000.000 per bulan. Dengan adanya pemberian insentif ada terlihat ada, perubahan pelayanan kesehatan pada masyarakat mulai dari kehadiran dokter, tenaga kesehatan di tempat yang jauh,”ungkapnya. 

Menurut  dia, tidak mudah menempatkan dokter dan tenaga kesehatan di tempat yang jauh, dan cukup sulit seperti di Puskesmas Airu, Pagai, Ravenirara maupun Puskesmas Yokari dengan tantangan alam seperti transportasi laut yang tidak begitu mudah.

“Tidak mudah mendatangkan dokter dan tenaga kesehatan di kampung cukup sulit, jadi dengan insentif itu dokter mau bertugas disana. Di Lereh kita dua dokter tugas, begitu juga dengan di Yapsi,”akunya. 

Dikatakan dia, untuk Puskesmas yang ada rawat inap minimal ada dua dokter yang bertugas setiap hari. Pelayanan dokter dan tenaga medis ini bisa semua mencukupi karena ada insentif sehingga menjadi dukungan bagi mereka bisa hadir di daerah sulit.