Usai Ricuh, PKL Teras Malioboro 2 Tuntut Dilibatkan dalam Pembahasan Relokasi

Teras Malioboro 2, Yogayakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Cahyo Edi (Yogyakarta)

VIVA – Pemda DIY berencana melakukan relokasi kepada ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di Teras Malioboro 2. Rencananya para PKL ini akan dipindahkan kedua lokasi yakni di daerah Beskalan dan Ketandan, Kota Yogyakarta. 

Para PKL yang saat ini menempati Teras Malioboro 2 ini dulunya merupakan PKL yang berjualan di trotoar Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta. Para PKL ini awalnya direlokasi di Teras Malioboro 2 pada dua tahun yang lalu. 

Usai dua tahun menempati Teras Malioboro 2, ratusan PKL ini rencananya akan direlokasi kembali. Usai direlokasi, bangunan Teras Malioboro 2 ini akan dibongkar dan akan dibangun Jogja Planning Galery. 

Ketua Paguyuban Pedagang Tri Dharma yang menaungi para PKL di Teras Malioboro 2, Arif Usman mengatakan pihaknya melakukan aksi protes berupa kembali berjualan di trotoar Jalan Malioboro pada Jumat 12 Juli 2024 lalu. 

Aksi berjualan di trotoar Jalan Malioboro ini rencananya akan kembali digelar Sabtu 13 Juli 2024. Namun saat akan kembali berjualan di trotoar, petugas keamanan dibawah naungan UPT PKCB Kota Yogyakarta menutup akses gerbang di Teras Malioboro 2. 

Penutupan akses gerbang ini kemudian membuat terjadinya kericuhan di Teras Malioboro 2, Sabtu 13 Juli 2024 malam. Kericuhan ini bermula dari aksi saling dorong antara PKL dengan petugas keamanan. 

Arif menerangkan aksi yang dilakukan para PKL ini merupakan imbas kekecewaan dari tuntutan para PKL yang tak juga didengarkan oleh Pemda DIY. 

"Kami minta PKL ini dilibatkan dalam proses relokasi di Teras Malioboro 2. Proses relokasi ini tak melibatkan para PKL dalam prosesnya," kata Arif, Minggu 14 Juli 2024 malam.

"Kami minta pemerintah duduk bareng dengan kami. Komunikasi jangan cuma satu arah saja. Selama ini mereka (pemerintah) komunikasinya satu arah. Kami ingin komunikasi dua arah,"imbuh Arif. 

Arif menjabarkan hingga saat ini para PKL tidak mendapatkan kejelasan secara detail soal lokasi relokasi dan bagaimana nanti para PKL ditempatkan. Arif mengaku saat ini hanya mendapatkan informasi bangunan tempat relokasi akan berupa bangunan tiga lantai. 

Arif mengungkapkan selama dua tahun menempati Teras Malioboro 2, pemerintah tak pernah melakukan evaluasi. Arif menuturkan bahwa sebenarnya kondisi di Teras Malioboro 2 tidaklah kondusif. 

"Di dalam panas dan sirkulasi pembeli tidak merata. Pedagang di sisi depan akan lebih banyak pemasukan. Pedagang di sisi belakang sepi dan bisa selama seminggu tak ada pembeli sama sekali," urai Arif. 

"Pemerintah menjanjikan akan ada evaluasi Teras Malioboro 2 pada tahun kedua. Kenyataannya tidak ada evaluasi sama sekali," lanjut Arif. 

Arif menceritakan usai direlokasi ke Teras Malioboro 2, para PKL yang biasanya berjualan di trotoar Jalan Malioboro justru mengalami penurunan pendapatan secara drastis. Tadinya ketika berjualan di trotoar, para PKL bisa mendapatkan pemasukan dan bisa membeli aset. 

Namun seusai dipindah ke Teras Malioboro 2, kata Arif, kondisi ekonomi PKL justru berkebalikan dengan sebelumnya. PKL harus menjual aset untuk bertahan hidup. 

"Pendapatan kami bukan cuma menurun tapi anjlok. Ini tidak menjadi perhatian pemerintah. Makanya kami ingin dilibatkan dalam proses pembahasan relokasi ini," ucap Arif. 

"Harapan kami simpel, sepele. Kami para pedagang diajak bicara. Posisi ke depan, agar pembahasan relokasi benar-benar partisipatif dan bukan komunikasi satu arah," tutup Arif.