Atasi Perubahan Iklim, Indonesia Perlu Fokus Pengembangan Sumber Energi Terbarukan
- ANTARA FOTO/Adwit B Pramono
Jakarta – Perubahan iklim global merupakan hal yang nyata dan menjadi salah satu tantangan terpenting yang dihadapi seiring dengan kondisi geopolitik yang terjadi saat ini. Untuk mengatasi perubahan iklim, Indonesia perlu fokus pada pengembangan sumber energi terbarukan.
Hal itu dikemukakan Ketua Panitia Pelaksana The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024 Boyke Bratakusuma. "Panas bumi menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang prioritas untuk dikembangkan di Indonesia serta akan menjadi tulang punggung ketenagalistrikan di Indonesia," ujar Boyke dalam keterangannya, Kamis, 11 Juli 2024.
Saat ini, menurut Boyke, energi panas bumi yang dimiliki Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal. Hingga Juni 2024, pemanfaatan panas bumi di Indonesia baru mencapai 2,4 GW dari total potensi 23,9 GW.
Untuk mendukung perkembangan dan percepatan panas bumi di Indonesia, Boyke mengatakan, Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) meluncurkan acara tahunan The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024, Rabu, 10 Juli 2024. Acara itu bersamaan dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-24.
Bertema "Powering Together: Stakeholder Unity in Geothermal Innovation and Acceleration, acara tersebut dirancang untuk mendorong dialog dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan panas bumi untuk membahas isu-isu utama, guna membuka peluang-peluang panas bumi dan mempercepat pembangunan panas bumi untuk mendukung transisi energi. “Tahun ini menjadi momentum 1 dekade penyelenggaraan IIGCE," ujar Boyke.
Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Julfi Hadi mengemukakan, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar dan tersebar di berbagai wilayah, tetapi pengembangannya sering kali dihadapkan pada tantangan yang kompleks. "Diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat setempat untuk mengatasi hambatan-hambatan ini," ujar Julfi.
Menurut dia, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta adalah kunci dalam menggerakkan industri panas bumi di Indonesia. Langkah-langkah kebijakan yang mendukung, insentif fiskal, dan kerangka regulasi yang jelas dapat membuka pintu bagi investasi yang lebih besar dalam pengembangan proyek-proyek panas bumi.
Julfi juga menekankan pentingnya pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang potensi dan manfaat panas bumi. Sebab, hal itu tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka, tetapi juga mendukung penerimaan sosial terhadap proyek-proyek panas bumi di daerah mereka.
"Hanya melalui kolaborasi yang erat, kita dapat mengoptimalkan potensi panas bumi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi yang berkembang sambil mendukung visi transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan," ujarnya.
Sementara Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Eniya Listiani Dewi berharap, acara ini akan menjadi titik temu bagi para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kolaborasi, mengidentifikasi peluang baru, dan merumuskan strategi bersama untuk menghadapi tantangan yang dihadapi oleh industri panas bumi saat ini.
"Sinergitas yang dibentuk secara bersama-sama ini dapat mewujudkan visi misi untuk memperkuat industri panas bumi dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi semua di Indonesia," ujarnya.