Diceburkan ke Kolam Saat Rayakan Ultah, Ketua OSIS SMA di Klaten Tewas Diduga Tersetrum
- ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Klaten – Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, Fajar Nugroho meninggal dunia setelah dicemplungkan ke kolam saat perayaan ulang tahunnya ke-18. Ia meninggal diduga tersengat aliran listrik di sekitar kolam tersebut.
Kapolsek Cawas, Iptu Umar Musthofa menjelaskan kejadian tersebut bermula ketika korban dan teman-temannya sedang menggelar rapat untuk persiapan lomba pengembangan prestasi minat bakat siswa yang digelar pada Senin, 8 Juli 2024. Salah satu teman yang ikut dalam rapat itu mengetahui jika Ketua OSIS SMAN 1 Cawas yang juga ikut rapat sedang berulang tahun pada itu..
“Karena mengetahui hari ini ulang tahun sekalian dirayakan. Terus empat orang itu merencanakan merayakannya setelah selesai makan dan salat untuk diceburkan ke kolam,” kata dia ketika dikonfirmasi wartawan pada Senin, 8 Juli 2024.
Umar mengatakan, teman-temannya tersebut memberikan kejutan dengan melemparkan tepung ke tubuh korban. Setelah itu diangkat menuju kolam yang berjarak sekitar 20 meter. Usai diceburkan ke kolam, korban mencoba berusaha untuk naik ke atas tetapi kemudian tersetrum.
“Baginya dia merasa keram padahal itu setrum. Tahunya setrum itu ketika temannya mencoba turun untuk menolong. Awalnya satu, terus dua, dan tiga orang nyemplung tapi yang satu ikut kesetrum juga dan bisa gerak terus ke angkat. Setelah itu matikan setrum. Yang satu itu sesak napas terus diangkat ke atas terus dibawa ke rumah sakit karena kondisi sesak napas,” ujarnya.
Sedangkan kondisi Fajar sang ketua osis, menurut dia, nyawanya tidak tertolong saat dibawa menuju rumah sakit untuk pertolongan medis. Tidak ada kondisi bekas tersetrum di tubuh korban. “Kalau luka bakar tidak tampak, mungkin tersetrumnya di air jadi tidak ada bekas setrum cuma ngeluh kram padahal itu setrum,” ujarnya.
Saat ini jenazah korban sudah dibawa pulang ke rumah duka yang beralamat di Dusun Sanggrahan, RT 3 RW 16, Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Adanya insiden tersebut pihak keluarga korban tidak mau melanjutkan untuk membuat laporan karena pihak keluarga menerima kejadian tersebut.
“Pihak keluarga juga sudah membuat surat pernyataan yang langsung ditandatangani oleh bapaknya dan kepala desa. Pada intrinya tidak mau meneruskan karena dianggap sebagai musibah,” katanya.