Maraknya Tragedi Kriminalitas Akibat Judi Online, HMI Sebut Lebih Bahaya dari Terorisme

Badran Bendahara Umum HMI Badko Jabodetabeka-Banten Daniel Halim
Sumber :
  • HMI Badko Jabodetabeka-Banten

VIVA –  Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jabodetabeka-Banten mendesak Pemerintah khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk serius dalam memerangi judi online yang tengah marak di masyarakat.

Desakan itu dilontarkan oleh Bendahara Umum HMI Badko Jabodetabeka-Banten Daniel Halim, menurutnya tingginya tragedi kriminalitas yang ditimbulkan akibat kecanduan judi online dan ancaman dari jaringan mafia yang terstruktur secara internasional menjadikan judi online lebih bahaya dari terorisme.

"Ancaman yang ditimbulkan oleh judi online tidak boleh diremehkan, dengan potensi kerusakan yang melebihi bahaya terorisme," kata Daniel dalam keterangan resmi yang diterima VIVA.co.id Selasa, 2 Juli 2024.

Praktik kecanduan judi online, sambung Daniel, dapat merusak integritas sosial, kesehatan mental, dan stabilitas finansial individu, termasuk keluarga, dan komunitas.

Meskipun Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi telah memblokir situs-situs judi online, akan tetapi Daniel menegaskan agar Pemerintah tidak boleh lengah terutama mafia judi online yang akan terus mencari celah untuk beroperasi kembali.

"Langkah Kominfo untuk memblokir situs-situs judi online patut diapresiasi. Namun, kita harus tetap waspada dan tidak boleh lengah. Pelaku judi online akan terus mencari celah untuk beroperasi kembali, terutama yang berasal dari mafia judi online skala internasional." ujar Daniel.

Selain memblokir situs judi online, HMI juga mendorong pemerintah untuk meningkatkan edukasi dan kampanye kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya judi online.

"Pendidikan kepada masyarakat adalah kunci, kita harus membuat masyarakat sadar akan bahaya judi online dan dampak negatifnya. Hanya dengan demikian, kita bisa memerangi judi online dari akarnya," jelas Daniel.

Bukan hanya Pemerintah, pihaknya juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi masyarakat, akademisi, dan media, untuk bersatu dalam memerangi judi online.

“Membangun koalisi lintas sektoral dan menyatukan kekuatan untuk mendesak regulator dan pemerintah agar bertindak tegas, memperketat pengawasan, dan menegakkan undang-undang yang ada menjadi prioritas utama. Bersama-sama, kita dapat melindungi generasi mendatang dari bahaya judi online yang merusak," tutup Daniel.