165 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia, PPIH Imbau Jaga Stamina Sebelum Tawaf Ifadhah

Ibadah haji di Mekkah
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) mengungkap, jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia telah mencapai 165 orang. Angka tersebut diambil berdasarkan data pada pukul 13.17 WIB.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pun telah mengimbau para jemaah haji untuk memulihkan dan menjaga stamina selama melakukan ibadah. 

Sebagaimana diketahui, hari ini, tanggal 13 Zulhijah 1445 Hijriah, jadwal jemaah haji yaitu melakukan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah. Sesuai jadwal yang telah ditetapkan PPIH, pelaksanaan lontar jumrah dilakukan pada pukul 05.00 – 17.00 WAS. 

Sebelumnya, pada 12 Zulhijjah, jemaah yang mengambil pilihan Nafar Awal telah meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam dan kembali ke hotel masing-masing jemaah di Makkah.

 Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, setelah menyelesaikan fase mabit di Mina dan melontar jumrah, jemaah akan melakukan tawaf Ifadhah dan Sa’i sebagai rangkaian rukun haji.

“PPIH mengimbau agar jemaah dapat memulihkan kondisi dan stamina fisik terlebih dahulu sebelum pelaksanaan tawaf Ifadhah dan ibadah lainnya,” kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Rabu (19/06/2024).


Dia mengatakan, Masjidil Haram saat ini juga kondisinya padat jemaah dari berbagai belahan dunia yang akan tawaf Ifadhah. Sebab itu, kata dia, jemaah harus mempertimbangkan kondisi kepadatan Masjidil Haram saat akan tawaf Ifadhah. 

“Tidak perlu tergesa-gesa untuk langsung tawaf Ifadhah setelah dari Mina, dengan stamina prima fisik setelah istirahat, jemaah dapat menjalankan tawaf dan ibadah lainnya dengan aman dan lancar,” ujar Widi. 

Dia menyampaikan, tawaf Ifadhah dilaksanakan setelah bus shalawat yang akan mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya kembali beroperasi. 

Bus shawalat kembali beroperasi pada 14 Zulhijah atau 20 Juni 2024 mulai pukul 00.30 Waktu Arab Saudi. 

“Selama tidak ada layanan bus shawalat, jemaah dapat menjalankan salat 5 waktu di masjid sekitar hotel sembari mempersiapkan diri untuk tawaf Ifadhah dan tawaf Wada,” kata dia. 

“Bagi jemaah Nafar Tsani, sembari menunggu dijemput bus yang akan membawa ke hotelnya di Makkah dapat memanfaatkan kesempatan waktu di Mina untuk  bersyukur kepada Allah atas segala rahmat yang telah diterima, sehingga dapat menyelesaikan mabit dan melontar jumrah dengan sempurna,” tutupnya.