Jokowi Sebut Banyak Kota di Indonesia Mulai Mengeluh

Presiden Jokowi Hadiri Pembukaan Rakernas Apeksi ke-XVII Tahun 2024
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa sudah banyak kota di Indonesia mengalami kemacetan kendaraan. Hal itu kini bahkan menjadi keluhan sejumlah warga daerah. 

Demikian itu disoroti Presiden Jokowi saat sambutan pada pembukaan Rapat Kerja Nasional ke-XVII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Balikpapan, Kalimantan Timur, disiarkan melalui Youtube Sekretariat Presiden pada Selasa, 4 Juni 2024. 

"Kita lihat banyak kota di negara kita mulai macet, Pak Wali Kota Balikpapan, Balikpapan sudah macet saya dengar. Surabaya sudah macet Pak Wali Kota, sampun Pak. Bandung, Pak Wali Kota Bandung sudah macet sudah. Wali Kota Medan ada? Macet," kata Jokowi di hadapan peserta. 

Presiden Jokowi Resmikan Pembukaan Rakernas Apeksi ke-XVII Tahun 2024

Photo :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Jokowi menambahkan, ke depan pemerintah terus menggenjot agar pusat dan daerah menggencarkan transportasi massal dan umum. Menurutnya, hal itu harus segera dipersiapkan. 

Namun, ia mengakui beberapa opsi pembangunan transportasi massal memang cukup mahal. Seperti MRT biaya pembangunan per kilometer mencapai Rp2,3 triliun, LRT atau kereta layang ringan mencapai Rp600 miliar per kilometer, dan kereta cepat Rp780 miliar per kilometer.

"Siapa yang sanggup? Ada kota yang APBD-nya sanggup? Tunjuk jari saya beri sepeda," kata Jokowi.

Presiden Jokowi Hadiri Pembukaan Rakernas Apeksi ke-XVII Tahun 2024

Photo :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Presiden Jokowi Resmikan Pembukaan Rakernas Apeksi ke-XVII Tahun 2024

Photo :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Karena itu, lanjut Kepala Negara, ada opsi yang lebih murah yakni Autonomous Rapid Transit (ART) atau kereta tanpa rel. Sehingga, Jokowi berharap ini bisa menjadi solusi pembangunan transportasi massal di banyak daerah.

"Nanti kalau ada yang APBD punya kemampuan, tolong berhubungan dengan Pak Menteri Perhubungan. Bisa bagi-bagi 50:50. 50 persen APBN, 50 persen misalnya. Kalau tidak 10-20 tahun yang akan datang, semua kota akan macet. Enggak percaya? Kita lihat nanti kalau kota-kota enggak siapkan diri mengenai transportasi massalnya," imbuhnya.