Ada Penambahan Jarak Aliran Lava di Gunung Ile Lewotolok, Menurut Badan Geologi

Erupsi Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT
Sumber :
  • ANTARA/Ho-POS PGA

Maumere - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan adanya penambahan jarak aliran lava pada sektor barat Gunung Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Hasil pengolahan foto udara 27 Mei 2024 diketahui jarak aliran lava sektor barat saat ini sejauh 1.300 meter dari bibir kawah, perluasan sejauh 100 meter dari sebelumnya 1.200 meter," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel ketika dihubungi dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, Selasa, 28 Mei 2024.

Ia menjelaskan, perluasan aliran lava itu tidak signifikan dari sebelumnya.

Material erupsi di kawah Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembaga, Nusa Tenggara Timur.

Photo :
  • ANTARA

Namun, hal yang perlu diantisipasi apabila aliran lava tersebut membakar vegetasi sekitar, kemudian menjalar ke permukiman warga.

Sebagai langkah mitigasi, pihaknya pun telah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, terutama lewat pembaharuan informasi publik terkait evaluasi aktivitas gunung tersebut.

"Yang terpenting saat ini kita bisa tahu jarak aliran lava dan lajunya, serta rekomendasi zona bahaya khusus sektoral barat masih 3 Km," katanya.

Gunung Ile Lewotolok merupakan gunung api di NTT yang kini berada pada Level III atau Siaga.

Dokumen: Seorang pengendara bermotor melintas di depan gunung Ili Lewotolok yang masih mengeluarkan material Vulkanik di desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT, Rabu, 2 Desember 2020.

Photo :
  • ANTARA/Kornelis Kaha

Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, dan pendaki tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah radius 2 Km dari pusat aktivitas gunung.

Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava pada bagian selatan, tenggara, timur, dan barat dari puncak gunung tersebut.

"Untuk menghindari gangguan pernapasan yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat dapat menggunakan masker, pelindung mulut dan hidung, serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," katanya. (ant)