Kemenkominfo: Prof Salim Said Merupakan Sosok Teladan bagi Wartawan Modern
- VIVAnews/Azis Nurwahyudi
Jakarta - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan bahwa Prof Salim Said patut dijadikan teladan bagi wartawan era modern.
“Kita mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, atas berpulangnya Prof Salim Said,” kata Usman Kansong ketika dihubungi, Sabtu, 19 Mei 2024.
“Saya kira pak Salim Said ini bisa jadi teladan bagi wartawan pada masa sekarang, artinya wartawan harus tidak berhenti untuk belajar baik formal dan informal. Formal bisa melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya dan infomal terus belajar, membaca buku, diskusi supaya kita bisa meneruskan apa yang diteladani Prof Salim Said dalam menjadi wartawan sekaligus intelektual,” katanya.
Dia melanjutkan bahwa Prof Salim Said merupakan sosok wartawan yang giat dalam menuntut ilmu, berbagai gelar juga diraih semasa hidupnya. Bahkan, dia harus menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS).
Menurut dia, tidak banyak pada masa itu, seorang wartawan menempuh pendidikan hingga mendapatkan gelar doktor dan juga profesor.
“Beliau adalah wartawan intelektual, saya kira; beliau wartawan yang menimba ilmu sampai doktor dan menjadi profesor. Tidak banyak wartawan yang mencapai pendidikan seperti Prof Salim Said pada masanya,’ ujar dia.
Prof Salim Said merupakan seorang wartawan senior, pengamat sekaligus penulis buku yang sudah banyak merilis berbagai judul bertemakan film, politik dan juga militer.
Prof Salim Said juga merupakan seorang intelek ternama di Indonesia, dirinya pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan Psikologi, sayangnya tidak berlanjut.
Dia lebih memiliki jurusan sosiologi di universitas yang sama dan dinyatakan lulus pada tahun 1976. Kemudian, dirinya tidak berpuas diri dalam menimba ilmu.
Hal tersebut dibuktikan dengan berangkatnya Prof Salim Said ke Amerika Serikat, untuk melanjutkan pendidikan di Ohio State University.
Tidak tanggung-tanggung, dirinya meraih tiga gelar sekaligus di sana, yakni magister Hubungan Internasional, Ilmu Politik, dan doktor Ilmu Politik. (ant)