Alami Demensia, 2 Jemaah Calon Haji Embarkasi Solo Gagal Terbang ke Tanah Suci

Jemaah calon haji lansia Embarkasi Solo sedang bersiap untuk keberangkatkan ke Tanah Suci, Senin, 13 Mei 2024.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)

Solo – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo telah memulangkan sebanyak dua jemaah calon haji ke daerah asalnya. Dua jemaah calon haji asal Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung itu dipulangkan karena mengalami demensia.

Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rahma Indriadi mengatakan berdasarkan data jemaah calon haji yang masuk mulai kloter 1 hingga kloter 9 terdapat beberapa jemaah yang harus dipulangkan. 

“Dengan sangat berat hati, kami mengembalikan ke kabupaten kota masing-masing,” kata Gentur ketika ditemui di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Senin, 13 Mei 2024.

Adapun calon haji yang dipulangkan itu, dia menyebutkan, satu orang calon haji dari kloter 1 asal Kabupaten Temanggung yang berusia 71 tahun dan satu orang lagi dari kloter 5 asal Kabupaten Magelang yang berusia 83 tahun. Pemulangan dua jemaah calon haji itu dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh petugas media di poliklinik Embarkasi Solo dan disaksikan petugas daerah serta perwakilan keluarga yang dipanggil.

Asrama Haji Donohudan, Boyolali

Photo :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)

“Yang dari Temanggung itu Ibu Neti dan yang kedua adalah Ibu Tarsiah dari Kabupaten Magelang. Beliau sudah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut tahap tiga di poliklinik embarkasi. Di situ ada petugas daerah, ada petugas dari kesehatan, ada perwakilan dari kesekretariatan PPIH, dan keluarga jemaah. Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam dihasilkan beliaunya tidak layak terbang,” ujarnya.

Setelah diketahui mengalami demensia, dua jemaah calon haji tersebut langsung dipulangkan pada hari yang sama saat kedatangan ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Menurut Gentur, secara fisik kedua calon haji yang dipulangkan itu tidak menderita penyakit yang relevan. 

“Cuma pada saat masuk ke embarkasi ini, tiba-tiba beliau mengalami demensia dan sudah diusahakan diberikan penenangan oleh bidang pembinaan, dari kesehatan, terus dicoba dengan terapi-terapi ternyata memang beliaunya tidak mampu untuk ikut. Jadi dikhawatirkan untuk tidak layak terbang. Terus mereka dibawa pulang keluarganya,” kata dia.