Miris! Angka Stunting Cuma Turun 0,1 Persen, Padahal Sudah Keluar Puluhan Triliun
- DPR RI
Jakarta – Komisi IX DPR RI mengkritisi turunnya angka prevalensi stunting hanya 0,1 persen dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023 sebagaimana diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengaku prihatin dengan hal itu. Meski demikian, ia menyebut masih ada waktu semua pihak untuk bekerja keras menurunkan angka stunting sesuai target di 14 persen. Asalkan, tegas Kurniasih, semua pihak melakukan evaluasi program dan bekerja keras demi mencapai target.
Padahal, target utama prevalensi stutnting yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2024 adalah 14 persen. Sehingga, idealnya untuk mencapai target tersebut, angka prevalensi stunting bisa turun 3,5 persen setiap tahun.
“Penurunan stunting ternyata tidak dibarengi dengan keseriusan pencegahan stunting sejak dini. Penurunan yang hanya 0,1 persen itu disebabkan angka penurunan stunting 1,2 juta orang sementara yang bertambah juga 1,2 juta, hanya selisih ratusan ribu. Artinya angka penurunan tidak dibarengi dengan pencegahan sehingga angka kenaikannya juga tinggi,” kata Kurniasih dalam keterangannya, Jumat, 10 Mei 2024.
Anggota Fraksi PKS DPR RI ini merincikan, pada tahun 2022 telah dialokasikan dana sebesar Rp 44,8 triliun, terdiri dari alokasi yang masuk ke 17 Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah termasuk melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan DAK nonfisik. Sementara alokasi anggaran stunting pada 2023 sebesar Rp 46,56 triliun untuk kementerian/lembaga, DAK Fisik dan DAK nonfisik.
“Maka perlu dievaluasi karena program penurunan stunting ini melibatkan banyak kementerian/lembaga serta Pemerintah Daerah sehingga ini kerja besar kita bersama termasuk bersama kita di DPR,” ujarnya.
Kurniasih menambahkan, saat ini Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin efektif berjalan hingga Oktober 2024. Sementara target prevalensi stunting 14 persen belum tercapai.
Kurniasih berharap di sisa waktu ini ada keseriusan lebih untuk menggenjot penurunan angka stunting secara nasional.
“Kita percaya untuk mewujudkan generasi Indonesia Emas harus dimulai dari bebasnya anak-anak dari stunting, harapannya program ini bisa dievaluasi dengan semangat yang sama di pemerintahan selanjutnya yakni menurunkan angka stunting anak-anak Indonesia serendah mungkin agar kita bisa berdaya saing dari sisi kualitas SDM,” imbuhnya.