Menhub Budi Karya Prihatin Adanya Kasus Penganiayaan Taruna STIP Hingga Meninggal Dunia
- VIVA/Ahmad Farhan Faris
Jakarta - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi buka suara soal dugaan penganiayaan yang terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Tentu, Budi Karya menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Putu Satria Ananta Rustika (19) yang diduga dianiaya oleh seniornya TRS (21).
“Saya berbelasungkawa dan sangat prihatin,” kata Budi Karya di Kompleks Istana Kepresidenan pada Senin, 6 Mei 2024.
Namun, Budi Karya tidak bisa menjelaskan lebih detail terkait nasib dari STIP tersebut. Menurut dia, pihaknya sudah melakukan suatu upaya hukum tapi tidak bisa disampaikan lebih detail.
“Kami sudah melakukan satu upaya penegakan hukum. Tapi nanti detailnya Bu Anita akan menjelaskan, jelas dia.
Diketahui, Kepolisian telah menetapkan seorang mahasiswa senior dari Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) berinisial TRS (21) sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap mahasiswa STIP bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) hingga tewas atau meninggal dunia.
Kapolres Jakarta Utara (Jakut), Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan TRS merupakan tersangka tunggal sebagai salah satu taruna STIP Cilicing tingkat 2.
"Korbannya diketahui bernama Putu Satria Ananta Rustika, taruna tingkat 1," kata Gidion dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Utara pada Sabtu, 4 Mei 2024.
Polisi membeberkan kronologi dugaan penganiayaan yang dialami taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19) oleh seniornya hingga tewas alias meninggal dunia.
Korban semula bersama dengan empat teman seangkatan baru selesai melakukan kegiatan jalan santai. Kemudian, korban dan rekan-rekannya itu dipanggil oleh senior yang diduga pelaku dengan tujuan memberi teguran. Mereka mempermasalahkan Putu yang masih mengenakan pakaian olahraga.
Tak hanya itu, mereka juga meminta Putu untuk ke toilet yang berada di lantai 2. Di sana, Putu dan rekan-rekannya diminta untuk berbaris. Korban berada paling depan di antara teman-temannya.
"Kemudian korban dipukul dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali ke arah ulu hati. Setelah itu, korban lemas langsung terkapar," kata Gidion.
Setelah itu, teman-teman korban diminta untuk pergi dari toilet dan mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan, Putu dibawa ke klinik kampus hingga akhirnya dinyatakan sudah meninggal dunia.