Tak Terima Dicopot, Kepala Sekolah SMPN di Manggarai NTT Boikot Ujian Siswa
- Jo Kenaru
Manggarai - Situasi di SMP Negeri 6 Rentung Kecamatan Ruteng Manggarai Nusa Tenggara Timur pada Jumat 22 Maret 2024 berbeda dari biasanya. Sekolah ini tidak bisa melaksanakan ujian akibat aksi boikot yang melibatkan kepala sekolah (kepsek) nonaktif yang baru saja dicopot.
Alfons Tanggur, eks kepsek yang diturunkan jabatannya menjadi guru biasa di kecamatan lain, meradang dan menyatakan perlawanan terhadap pencopotan yang diduga Alfons didalangi Bupati Manggarai Heribertus Nabit.
Alfons yang dilantik Bupati Heri sebagai Kepala Sekolah pada 2022 lalu melarang seluruh siswa-siswi maupun guru untuk masuk ke dalam kelas. Padahal, murid kelas 9 di sekolah itu sedang melakukan ujian semester. Sedangkan kelas 7 dan 8 sedang ujian tengah semester hari ke-4. Seluruh pintu kelas dikunci Alfons.
Alfons mulai beraksi sejak pukul 08.00 WITA dan hingga selesainya jam sekolah, Alfons tetap bertahan di sekolah tersebut. Kondisi tersebut membut sisiwa-siswi SMPN 6 Rentung hanya bisa bertahan di halaman sekolah. Terlantar tak bisa melaksanakan ujian.
Dicopot Tanpa Alasan
Ketika dihubungi, Alfons Tanggur membenarkan ia secara terbuka melarang guru dan seluruh siswa-siswi SMPN 6 Rentung tidak boleh masuk ke dalam ruang kelas sebagai bentuk perlawanan atas pencopotan dirinya.
Posisi Kepsek saat ini diisi oleh tenaga pendidik di sekolah tersebut, Heri Sebatu yang selama ini bekas bawahan Alfons. "Saya tidak izinkan masuk ujian siswa-siswi dan guru. Saya menanti klarifikasi soal mutasi tapa pemberitahuan dinas pendidikan hanya pakai kuasa. Saya akan segel semua ruangan," kata Alfons ketika dihubungi VIVA, Jumat.
Dalam penjelasannya, Alfons tidak menyoalkan dirinya dimutasi tapi dia murka atas pencopotan dia menjadi staf pengajar di SMPN Kajong Kecamatan Reok Barat.
"Saya tahu ini kewenangan Bupati menggantikan orang. Lucunya Bupati itu SK PLT saja yang 2 dan 3 tahun itu tidak tidak diganti saya kepala sekolah definitif yang diganti yang dilantik oleh Pak Heri 2 tahun lalu saya kaget pada saat saya masuk sekolah tadi tiba-tiba saya punya teman guru kasih surat dan jabat tangan ke saya. Saya pertanyakan pencopotan saya kenapa dan salah saya apa," ungkap dia
"Saya tunggu klarifikasi dari Dinas Pendidikan. Sebagai orang Rentung saya akan ganggu sampai ujian nasional nanti," ancam Alfons.
Pendekatan Kekeluargaan
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 6 yang baru, Heri Sebatu membenarkan kejadian tersebut. Tapi dia dan rekan-rekan gurunya seakan tidak berdaya atas aksi boikot yang dilakukan seniornya itu.
Sebagai pejabat baru di sekolah tersebut, Heri memaksimalkan pendekatan secara kekeluargaan.
"Saya tadi bangun komunikasi yang baik mengedepankan kekeluargaan karena memang fakta kami ini keluarga semua. Apa yang terjadi Ini di luar kapasitas saya. Tapi saya juga tidak bisa membatasi pak Alfons," ujar Heri Sebatu.
Heri Sebatu mengaku prihatin atas kejadian tersebut. "Terus terang sangat perpukul juga melihat anak-anak dikorbankan hari ini. Di sisi lain tidak bisa membatasi hak perorangan dari kraeng tua (Pak Alfons)," ungkapnya
"Harapan kami bukan hanya saya tapi dari semua teman-teman guru mungkin dari Kae Alfons yang terlibat hari ini juga di hati kecilnya pasti miris juga melihat anak-anak dikorbankan," ulang Heri seraya berharap respons dari Dinas Pendidian seperti apa petunjuk berikutnya.
Menyangkut posisi Heri Sebatu yang saat ini mulai mengemban tugas sebagai kepala sekolah definitif, dia berjanji melaksanakannya sesuai aturan yang berlaku apalagi Heri Sebatu bukanlah wajah baru melainkan pengajar yang cukup lama mendampingi Alfon Tangur sejak tahun 2022 lalu.
"Sebagai ASN saya tunduk pada aturan yang berlaku. Saya siap menerima tugas tambahan sebagai kepala sekolah di SMPN 6 Rentung," katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai belum merespons meskipun telah dimintai tanggapan melalui aplikasi perpesanan.
Pada Kamis 21 Maret 2024 sejumlah Kepala Sekolah TK/Paud, SD, SMP dan Pengawas tingkat TK, SD,SMP dilantik oleh Kadis Pendidikan Manggarai Wenslaus Sedan termasuk Alfons Tanggur yang dipindahkan ke Reok Barat.
Laporan: Jo Kenaru/ NTT